BAGI YANG BERMINAT ATAU MEMBUTUHKAN SKRIPSI YANG COCOK DENGAN YANG ANDA CRI SILAHKAN POSKAN PESANAN ANDA LEWAT SINI. KAMI MELAYANI SECARA ONLINE ATAU LANGSUNG DATANG SENDIRI KE "CAHAYA.COMP" ALAMAT KANTOR SUMBERBENDO JOGOROTO JOMBANG. 085649-615-631 /0321-698-2119 EMAIL CAHAYA.COMP@YAHOO.CO.ID

Rabu, 25 November 2009

Hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses penyadaran bagi manusia untuk bisa mengenali potensi – potensi dasar yang dimiliki dan untuk menjadikan manusia dari tidak tahu, guna menghindari kebutaan ilmu pengetahuan dalam era globalisasi. Dengan demikian lembaga pendidikan formal didirikan sebagai pengembangan cita – cita bangsa dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan adalah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhan kearah dapat berdiri sendiri.  
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau kelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. . Sesuai dengan hadits yang berbunyi :



Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah ( kecenderungan untuk percaya kepada Allah ). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. ( H.R. Muslim ). (Imam Muslim, Juz : 458 )
Dari ayat tersebut diatas bahwa suatu pengajaran terdapat dua unsur yaitu Pendidikan dan peserta didik, dari itu maka anatar keduanya diperlukan adanya interaksi yang baik dengan tujuan agar siswa yang dalam hal ini adalah sebagai peserta didik mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Dari hal tersebut diatas bahwa tugas guru kelihatannya sangat ringan tetapi sangat berat yang mana memerlukan tanggung jawab secara keilmuan dan moralitas. Dari sinilah maka guru di tuntut untuk memiliki berbagai kompetensi mengajar secara berkualitas dan profesional dalam menjelaskan kompleksitas ilmu pengetahuan yang belum di ketahui, di pahami oleh anak didik.
Dalam proses mendidik dan mengajar , kit menganut suatu metode yang dinakaman two – way – traffic ( Komunikasi dua arah ) dua komponen penting yang saling memegang peranan, maka disini pendidik yang dianggap sudah dewasa jasmani dan rohaninya untuk mengantarkan anak didik dalam pembentukannya yang baik, yang masih dalam taraf ketergantungan kearah berdiri sendiri, Self Dicipline ( disiplin diri ) dengan melakukan beberapa cara seperti : Penanam kebiasaan yang baik.  
Displin adalah proses dan latihan atau belajar bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Seehingga seorang teacher scholar berkewajiban mengembangkan kreatifitasnya seoptimal mungkin termasuk menanamkan disiplin pada anak untuk membangkitkan inisiatif dan kreatifitas dalam kegiatan yang dilaksankan .
Disiplin dalam diri anak didik tidak bisa tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya dorongan secara kontinyu dari guru sehingga lama kelamaan hal – hal yang baik itu akan tertanam dalam diri anak dan akan di jadikan landasan / acuan dalam melakukanya dengan penuh kesadaran karena sudah membentuk dalam suatu tingkah laku.
Penjelasan guru di depan kelas waktu mengajar banyak yang mendekati pengertian hampa bagi anak, sebab jauh dari pengalaman eksistensial mereka sehingga banyak kata – kata asing yang kurang berguna dan kurang bisa di pahami ( Pendidikan Pengoperan otomatis ).
Maka ketrampilan mengajar perlu dimiliki dan dikuasai guru agar interaksi belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.
Dari teori – teori ideal pelaksanaan pendidikan tersebut tidak jarang kita temui fonomena – fonomena tertentu di mana guru dalam segala aktifitasnya kurang bisa di fahami dengan baik oleh murid.
Hal tersebut dapat di buktikan diantaranya murid hanya membuat catatan – catatan tanpa berhenti dan berupaya mencatat poin – poin penting yang di terangkan guru, sesampainya dirumah ia hanya menatap catatan tanpa mengerti sedikitpun maksudnya.
Dengan adanya ketrampilan mengajar guru yang optimal maka dapat menumbuhkan semangat siswa untuk aktif dan disiplin dalam belajarnya sehingga siswa senantiasa memperhatikan keterangan guru, menjawab pertanyaan – pertanyaan yang di berikan dan dengan mudah siswa dapat melakukannya jika siswa telah dilatih dan dibiasakan. Sehingga dengan pembiasaan dan latihan tersebut akan tercipta kedisiplinan belajar siswa.
Melihat pentingnya masalah ini, tidak sedikit guru yang pintar namun siswanya gagal dalam belajar. Hal inilah yang membuat peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian ini tentang “ Hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang “.
B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang Masalah yang ada maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1. apakah terdapat hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan kedisiplin belajar siswa SMP N 2 Mojowarno Jombang.
2. Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMPN 2 Mojowarno Jombang
C. Penegasa Judul 
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami isi yang terkandung dalam Skripsi yang berjudul : “Hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang “.” Maka penulis perlu menjelaskan beberapa kata dan istilah yang terdapat dalam judul Skripsi ini.
1. Ketrampilan : Kecakapan untuk menyelesaikan Tugas.
2. Mengajar : Proses Memberikan materi kepada anak / orang berupa pengetahuan.
3. Disiplin : Tata tertib, aturan yang di buat seseorang atau lembaga.
4. Belajar : Berusaha memperoleh Kepandian 
5. Guru : orang yang pekerjaannya mengajar
6. Hubungan : Sangkut paut, bersangkutan kepada sesuatu.
7. dengan : Peserta
8. Al-qur’an : Kitab suci orang islam yang berisi ajaran dan petunjuk bagi orang yang mempelajarinya.
Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah Hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang “.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang diinginkan adalah :
1. untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang.
2. untuk mengetahui Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMPN 2 Mojowarno Jombang

E. Hipotesis Penelitian
Menurut Prof. Drs Sutrisno Hadi, MA Menyatakan bahwa Hipoteis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta – faktanya membenarkannya  
Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut diatas maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut :
 Untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang .
 untuk mengetahui Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMPN 2 Mojowarno Jombang
F. Sumber Penelitian
Sumber yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Library Research ( Penelitian Kepustakaan )
Yaitu pengumpulan data – data yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan masalah yang di teliti dengan membaca buku kepustakaan. . hasil dari kepustakaan ini dijadikan landasan teori dari maslah yang akan di bahas.
2. Fiel Research ( Penelitian lapangan )
Yaitu pengumpulan data – data yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Hasil dari penelitian lapangan ini di jadikan sebagai laporan hasil dari penelitian. Adapun sumber data lapangaan ini diperoleh dari direktur, Staff lembaga , guru dan siswa. 
F. Metode Penelitian
 untuk memperoleh data yang ontentik untuk memperoleh yang diperlukan adalah sebagi berikut :
1. Populasi dan sample
1.1. Populasi diartikan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantintas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 
 berkenaan dengan penelitian inbi yang di jadikan populasi olehpenulis adalah siswa siswi SMPN 2 Mojowarno Jombang periode 2005/2006. dengan jumlah siswa 176 .
1.2. Sampel
Sampel diartikan sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. 
Dalam penelitian ini, penulis mengunakan teknik random sampling yaitu mengambil sebagian populasi yang di anggap sudah mewakili untuk di jadikan responden penelitian. Dalam hal ini ditetapkan 23 % dari jumlah populasi sehingga menjadi 40 siswa.

2. Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang akan diklumpulkan, penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Observasi adalah cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung. 
Penulis mengunakan metode ini untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa dan mengetahui Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang.
b. Wawancara 
 Wawancara adalah car pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keterangan – keterangan lesan melaluhi bercakap – cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada sipeneliti. 
Metode ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa dan mengetahui Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang.

c. Angket
Metode angket dapat di pandang sebagai suatu cara pengumpulan data yang mengunakan daftar isian terhadap obyek yang diteliti, ( Populasi). 
Angket dilaksakan secara tertulis, sementara wawancara dilakukan lisan. Penulis mengunakan metode ini untuk memperkuat metode sebelumnya. Anket ini di tujukan kepada siswa untuk memperoleh data tentang untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa dan mengetahui Sejauh mana hubungan antara ketrampilan guru mengajar dengan disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno Jombang.
d. Metode Dekumenter 
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk menyelidiki dengan jalan mengumpulkan bahan – bahan yang ada hubungannya dengan obyek yang di selidiki. 
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hal – hal yang berkaitan dengan keadaan guru, siswa, Sarana dan prasarana.
  Manfaat yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritas : Memberikan sumbangsih kepada Ilmu pengetahuan islam terutama tentang ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa Kelas II SMP N 2 Mojowarno Jombang.
2. Secara Praktis : Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi para guru dalam menghadapi maslah yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian. 
3. Batasan Operasional .
Agar menjadi jelas permasalahan yang diteliti dan tidak terjadi pemahaman yang keliru oleh pera pembaca, adapun batasan operasional variable penelitian sebagai berikut :
a. keterampilan mengajar guru adlah: serangkaian kemmpuan dasar yang dimiliki guru dan dengan dengaja dilakukan guna membantu siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan yang dimaksud keterampilan mengajar guru adalah : keterampilan mendiagonis siswa, keterampilan memilih setrategi pengajaran, keterampilan berinteraksi dengan murid dan keterampilan menilai efektifitas pengajaran. 
b. Disipilin pelajar siswa adalah: Adanya kesediaan untuk menjalankan peraturan-peraturan yang ada dengan didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai-nilai moral tanpa paksaan. 
Yang dimaksud disiplin belajar siswa adalah: Mengikuti setiap mata pelajaran dengan tertib, aktif masuk sekolah, berperilaku sopan terhadap guru, memperhatikan pelajaran yang diberikan guru, mengerjakan ulangan harian dengan tertib, memanfaatkan jam kosong untuk belajar, tepat waktu memasuki kelas, tidak mengganggu teman selama pembelajaran, bertanya kepada guru dengan tertib, menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan tertib, meninggalkan kelas dengan izin guru, membawa buku-buku pelajaran, mencatat materi pelajaran, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).  
Dengan demikian judul tersebut diatas adalah Hubungan antara kemampuan guru dalam mengajar dengan kedisiplinan belajar siswa di SMPN 2 Mojowarno.

4. Sistematika Pembahasan
  Dalam penyusunan sekripsi ini, penulis mengelumpokkan menjadi 5(lima) bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini memuat: Latar Belakang masalah yang mendorong untuk diadakan penelitian, kemudian Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis penelitian, Kegunaan Penelitian, Batasan Operasional dan Sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, yang berisi pembahasan yang pertama yaitu masalah keterampilan mengajar guru yang meliputi: Definisi Keterampilan mengajar guru, Bentuk-bentuk Keterampilan Mengajar, Tugas dan Peranan guru. Pembahasan yang kedua yaitu Masalah Disiplin Belajar Siswa yang meliputi: Pengertian Disiplin, Tujuan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Disiplin Belajar. Pembahasan yang ketiga yaitu: Tentang Hubungan antara Keterampilan mangajar Guru dengan Disiplin Belajar Siswa.
BAB III : LAPORAN PENELITIAN , berisi tentang Menyajikanm data penelitian,  
  Pemaparan hasil pengujian Hipotesis
 BAB V : PENUTUP. Meliputi: Kasimpulan Hasil Penelitian, Saran-saran
   





















BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Tentang Ketrampilan Mengajar Guru
1. Definisi Ketrampilan Guru Mengajar 
Ketrampilan berasal dari kata dasar “ trampil “ mendapat awalan “ke” dan akhiran “ an”, trampil berarti cakap mengerjakan sesuatu, sedangkan ketrampilan berarti kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat ( dengan keahlian )  
ketrampilan adalah kemampuan melakukan pola – pola tongkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketrampilan adalah suatu kemampuan dalam menggunakan daya akal dan pikirannya dengan baik sehingga dapat melakukan suatu pengetahuan yang di milikinya dengan baik dan cepat.
Sedangkan mengajar mempunyai banyak pengertian antara lain :
 Mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada anak agar mereka dapat mengetahui peristiwa-peristiwa, hukum-hukum ataupun proses dari pada ilmu pengetahuan. 
mendefinisikan mengajar adalah suatu aktifitas yang menentukan suatu efek atau prodak yang di harapkan nampak pada siswa kemudian menopang usaha belajar siswa. 
mendefinisikan mengajar adalah komponen-komponen yang saling mempengaruhi dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. 
mengajar adalah :
a. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak
b. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak
c. Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisir atau mengatur lingkungan yang sebaik-baiknya dan menghubungkan anak sehingga terjadi proses belajar. 
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu proses yang kompleks, bukan sekedar pengoperan ilmu kepada anak didik namun lebih jauh dari itu harus menanamkan pengetahuan itu kepada anak didik dengan suatu harapan terjadinya proses pemahaman sehingga guru betul-betul mempertahankan tanggung jawab moral terhadap perkembangan kepribadiannya
Dari pengertian ketrampilan dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan mengajar adalah semua aspek kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai tugas guru yang berbentuk ketrampilan dalam rangka membimbing,mengarahkan,membantu siswa agar bisa secara aktif belajar dengan penuh kesadaran tanpa adanya unsur paksaan dan siswa dapat belajar guna mewujudkan tujuan pendidikan yang telah di tentukan.
  
2. Bentuk-bentuk Keterampilan Guru Mengajar 
Kunci keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan menggunakan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan situasi dan kondisi kelas ,karena yang dihadapi guru dikelas sangat kompleks . Guru harus menghadapi satuan kelas yang siswa-siswanya menunjukkan perbedaan intern individual dalam hal gaya belajar 
Dalam proses belaajar mengajar disekolah tidak hanya terjadi karena guru menerangkan /menyampaikan materi kepada anak ,tetapi juga terjadi karena adanya interaksi aktif diantara keduanya (guru dan anak didik )
Untuk lebih jelasnya tentang beberapa konsep keterampilan mengajar yang mana sangat erat hubuganya dengan kondisi belajar siswa agar bisa optimal ,maka berikut ini akan diuraikan dari tiap –tiap menngajar yang harus diakui guru antara lain 
a. keterampilan bertanya 
b. keterampilan memberi penguatan 
c. keterampilan menjelaskan 
d. keterampilan membuka dan menutup pelajaran 
e. keterampilan memberikan variasi 
f. keterampilan mengelola kelas 
g. keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 
1. Keterampilan bertanya
 Memberikan pertayaan kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan dalam kegiatan belajar mengajar ,karena pertanyaan yang diajukan pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan belajar dan berfikir ,serta mengajak siswa meyakini dan di aplikasikan dalam perbuatan ,sehingga kesulitan –kesulitan ssiswa dalam belajar dapat lebih mudah di selesaikan oleh guru .
mendevinisikan ketermpilan bertanya adalah ucapan verbal yang meminta riespon dari seorang yang seoarang yang dikenai.
Seorang guru yang mengajukan pertanyaan dengan mengadakan keterampilan bertanya secara tepat mempunyai beberapa tujuan yaitu :
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan 
b. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok atau konsep
c. Mendiagnosis kesulitan –kesulitan khusus yang menghambat siswa belajatr 
d. Mengembangkan cara belajar siswa aktiv 
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
f. Mendorang siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi 
g. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa  

Tentang tujuan memberikan pertanyaan pada siswa ada 2:
1. Untuk Menghargai Usaha Siswa 
Ketika siswa menjawab pertanyaan yang belum sesuai dengan pertanyaan  
Yang di berikan guru di tuntut untuk menemukan pertanyaan yang sesuai 
Dengan jawaban siswa .
2. Mengasah Keterampilan Berfikir Dalam Tingkatan Yang Lebih Tinggi .
Guru di tuntut menindak lanjuti jawaban siswa yang kurang benar dengan mengerahkan fikiran mereka melalui pemberian kesempatan kepada mereka menjelaskan jawaban lebih jauh.
Ketrampilan bertanya ada 2 yaitu : dasar dan lanjutan ketrampilan bertanya dasar diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya lanjutan lanjutan lebih mengutamakan usaha mengembagkan kemampuan berfikir, berpartisipasi dan mendorong siswa untuk berinisiatif sendiri.
Adapun komponen – komponen berkarya adalah sebagai berikut :
1. Ketrampilan Bertanya Dasar.
a. Mengungkapkan pertanyaan jelas dan singkat.
b. Materi acuan.
c. Pemusatan kearah jawaban yang di minta.
d. Pemindahan giliran menjawab.
e. Penyebaran pertanyaan.
f. Pemberian waktu berfikir.
g. Pemberian tuntunan.  
2. Ketrampilan memberi penguatan.
Penghargaan yang positif dapat mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan usahanya, bagi siswa hal itu sangat diperlukan untuk menghargai apa yang telah dilakukan dan senantiasa berusaha melakukan hal – hal yang lebih baik lagi dalam proses belajar mengajar.
Mendenifisikan Penguatan ada beberapa argumen : Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. 
Penguatan yang di berikan guru pada siswa mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2. merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
3. meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Dalam memberikan penguatan diperlukan pengunaan komponen ketrampilan yang tepat sesuai dengan kelompok usia tertentu. Komponen tersebut yaitu :


a. Penguatan Verbal.
Penguatan verbal dapat berupa kata. Kata/kalimat pujian, penghargaan, Persetujuan, dan sebagainya. Misalnya : bagus, bagus sekali, jawaban anda betul, tepat. 
b. Penguatan Gestural
Bentuk pemberian penguatan gestrul merupakan semua gerakan tubuh misalnya : acungan jempol, senyum, mengangguk, dan lain – lain.
c. Penguatan kegiatan
Bentuk penguatan kegiatan ini banyak terjadi bila guru. Menggunakan suatu kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat menikmatinya sebagai hadiah. Atas sesuatu pekerjaan / Penampilan sebelumnya.
Misalnya : diberi waktu istirahat lebih, pulang lebih dulu, melihat TV dan lain– lain.
d. Penguatan mendekati
Penguatan mendekati ditujukan dengan adanya perhatian guru mendekati secara fisik, guru mendekati siswa.
Misalnya : berdiri disamping siswa, duduk di dekat kelompok diskusi dan lain – lain.
e. Penguatan Sentuhan
Penguatan Sentuhan merupakan penguatan yang terjadi bila guru secara fisik menyentuh siswa misalnya : menepuk bahu, mengusap kepala, berjabatan tangan, dan lain – lain.
f. Penguatan Tanda
Penguatan tanda bisa menggunakan berbagai macam symbol ( tanda/tulis ) untuk penghargaan terhadap suatu penampilan siswa. Misalnya : piala, medali, buku, ( untuk benda ), ijazah, sertifikat, (untuk tulisan), dan lain – lain  
4. Keterampilan menjelaskan
Kegiatan menjelaskan merupakan suatu penyajian informasi baik secara lisan maupun dengan bantuan alat lain yang diorganisasikan secara sistematis, efektif dan efesien yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.
Menjelaskan dimaksud agar siswa dapat menerima materi – materi yang disampaikan Guru dengan baik. Maka diperlukan strategi yang tepat dalam penempatan ( ketika menjelaskan )
5. Untuk menolong siswa menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan menggunakan bukti dalam keadaan yang meragukan.
Semua penjelasan yang diberikan guru menimbulkan asosiasi spesifik, karena setiap interaksi yang guru lakukan, cara menyampaikan sesuatu sama pentingnya dengan perkataan guru itu sendiri, sehingga membutuhkan komunikasi yang baik. 
komunikasi yang baik dalam menjelaskan dapat dilakukan guru dengan memperhatikan 4 perinsip:
1. Memunculkan kesan 
 Guru harus menciptakan citra atau kesan terlebih dahulu kenakalan manusia senantiasa menciptakan , melalui indra penglihatan maupun pendengaran atau keduanya dan cara otomatis menimbulkan asosiasi perlu memilih secara sadar penjelasa yang menimbulkan asosiasi yang positif.
2.. Mengarahkan Fokus
Guru harus mampu memanfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dan banyaknya langkah selanjutnya diperlukan kemampuan pemprosesan ganda otak, pada tingkat sadar dan tidak sadar. Kemudian menggunakan prinsip mengarahkan fokus saat memberikan petunjuk. Misalnya: guru bertanya pada dirinya sendiri lalu memilih kata-kata yang mengarah pada focus.
3. Inklusif (bersifat mengajak) 
Guru harus bisa menciptakan suasana kerja sama, kerjatim dan terlibatan diantara keduanya dan harus menjauhkan istilah memegang kendali. Maka guru dapat melakukannya dengan memilih kata secara sadar dan sengaja memperkuat rasa kebersamaan dan menimbulkan asosiasi positif.
4.Spesifik (bersifat tepat sasaran)
Kespesifikan membawa kejelasan, kejelasan mendorong lahirnya tindakan.. Maka guru harus menghindari penjelasan konsep secara berlebihan, mengulang petunjuk, berbicara terlalu banyak dan lain – lain. Semua itu dapat diatasi dengan cara : Mengawali pernyataan yang memberikan petunjuk dengan kata kerja : ambilah, gambarlah , tulislah , pindahlah , katakanlah dan lain – lain :
Adapun kompenen – kompenen ketrampilan menjelaskan :
1. Merencanakan . dilakukan dengan 
- Menganalisis secara keseluruhan .
- Menentukan jenis yang ada.
- Mengunakan hukum , rumus atau generisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah dilakukan .
2. Menyayikan suatu penjelasan
- Kejelasan .
- Pengumuman contoh dan ilustrasi
- Pemberian balikan  
3. Ketrampilan membuka da nmenutupjaran 
Dalam kegiatan melakukan pejaran tidak hanya dilakukan pada awal jam pelajaran tetapi juga pada pada awal setiap pelajaran itu , agar siswa senantiasa terdorong untuk mengikuti materi yang akan disampaikan , bagiku pula dengan menutup pelajaran .
Membuka pelajaran 
  membuka pelajaran adalah : suatu kegiatan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajaar untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa setiap mental dan menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal – hal yang akan di pelajari. 
Difinisi membuka pelajaran : seberapa jauh kemampuan guru dalam – dalam melalui Itereksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran diantaranya :
1. Menimbulkan perhatian dan Motivasi siswa terhadap tugas – tugas yang dicapai.
2. Memungkinkan siswa mengetahui batas tugasnya yang akan dikerjakan.
3. Siswa dapat mengetahui pendekatan – pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian – bagian pelajaran.
4. Memungkinkan siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalaman – pengalaman yang dikuasai dengan hal – hal baru yang akan dia pelajari.
5. Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta – fakta, ketrampilan – ketrampilan, konsep – konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6. memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran. 
Komponen – komponen membuka pelajaran diantaranya :
1. Menarik perhatian siswa antara lain :
 Gaya mengajar 
 Pengunaan alat – alat bantu mengajar
 Pola interaksi yang berfariasi
2. Menimbulkan motifasi
 Kehangatan dan keantusiasan
 Menimbulkan rasa ingin tahu
 Mengemukaan ide yang bertentangan.
 Meperhatikan minat siswa
3. Memberi acuan dengan usaha yang digunakan 
 Mengemukakan tujuan dan batas – batas tugas.
 Menyarankan langkah – lagkah yang akan dilakukan.
 Mengingatkan maslah pokok yang akan di bahas 
 Mengajukan Pertanyaan
4. Membuat kaitan dengan
 Membuat kegiatan antara aspek – aspek yang releven dari mata pelajaran yang dikenal siswa.
 Guru menjelaskan konsepnya terlebih dahulu baru uraian secara rinci 
b. Menutup Pelajaran
Mendifisikan menutup pelajaran adalah “ kegiatan guru untuk mengakhiri belajar – mengajar “ . 
Maka dalam menutup pelajaran sebaiknya mengulangi kembali ( meninjau kembali ) hal- hal yang dianggap penting atau kunci bahan pelajaran yang di berikan. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesi memberikan suatu konsep ataupun pada akhir pelajaran. 
Adapun Komponen – Komponen menutup pelajaran adalah :
1. meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum dan membuat ringkasan.
2. Mengavaluasi dengan bentuk antara lain :
 Mendemontrasikan ketrampilan
 Mengaplikasikan ide baru pada stuasi lain.
 Mengeplorasi pendapat siswa lain
 Memberikan soal – soal tertulis.  
Dari apa yang telah diuraikan diatas terbukti bahwa membuka dan menutup pelajaran bukanlah urutan kegiatan yang bersifat rutin, melainkan merupakan suatu perbuatan guru yang perlu di rencanakan secara sistematis dan rasional.
5. Ketrampilan Memberikan variasi.
Faktor kebosanan yang disebabkan adanya penyajian pelajaran yang menonton akan mengakibatkan perhatian, motifasi, atau minat siswa terhadap pelajaran akan menurun sehingga kurang efektif proses belajar mengajar. Karena dengan variasi yang dilakukan guru akan banyak memberikan dampak positif bagi siswa.
Ada Argumen mengatakan bahwa mengunakan variasi adalah : perbuatan guru dalam Konstek Proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga ada rasa ketekunan, antusiusme serta berperan secara aktif. 

Adapun kegunaan dan ketrampilan memberi variasi bagi siswa adalah :
1. Untuk memberikan kesempatan bag perkembangannya dan menyelidiki pada siswa tentang hal – hal yang baru.
2. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang releven.
3. untuk memupuk tingkah laku yang positif kepada guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4. Untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara memperoleh pelajaran yang disenangi.  
Berikut ini akan di uraikan komponen memberi variasai diantaranya :
1. Variasi dalam gaya belajar
- Variasi suara, keras, lemah.
- Pemusatan perhatian siswa
- Pemusatan atau kenyapaan
- Kontak pandang
- Gerak badan dan mimik
- Perubahan posisi guru
2. Variasi mengunakan media dan bahan pengajaran
- Media dan bahan yang dapat di dengar, misalnya : rekaman suara, sosio drama, musik.
- Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan, misalnya : Topeng, patung, boneka.
- Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya : gerafik, bagan, Poster, dan lain – lain.
- Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Misalnya : telivisi, radio, slidah proyektor.
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa perubahan interaksi antara kedua kutub tadi akan berakibat pola – pola kegiatan yang dilakukan siswa
  Menurut Moh Uzer Usman. Variasi pola interaksi dan kegiatan diantarnya :
a. Pola murid Guru



b. .Pola guru murid – murid 
  G

c. Pola Guru murid - murid
  G


d. pola guru murid, murid guru murid



6. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas yang ditunjukkan kepada guru dalam hal ini bagaimana guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan berbagai gangguan yang terjadi dalam proses interakasi edukasi. Agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. 
Definisi pengelolaan kelas adalah : keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaktif edukatif. 
difinisi pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 
Tujuan pengolaan kelas di sini adalah :
Agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan mengajar secara efektif dan efisien.
Yang dimaksud sebuah kelas yang tertib di sini adalah :
a. setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya : tidak ada anak yang berhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
b. Setip anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya : setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.  

 tujuan dari pengelolaan kelas itu dibagi dua yaitu siswa dan guru.
1. Tujuan untuk siswa 
- Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, dan sadar mengendalikan dirinya.
- Membantu siswa mengerti akan tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas.
- Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktifitas – aktifitas kelas.
2. Tujuan untuk guru
- Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah – langkah pelajaran secara tetap dan baik.
- Mengetahui kebutuhan siswa dan mengembangkan potensi pengarahan yang jelas kepada siswa.
- Memberi respon secara efektif terhadap gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat setrategi yang dapat digunakan. 


Adapun komponen – komponen mengelolah kelas diantaranya :
1. kiterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. (bersifat preventif). 
- Sikap tanggap
- Membagi perhatian
- Pemusatan perhatian kelompok 
2. keterampilan yang berhubungan dengan kondisi belajar yang optimal.
- Memodifikasi tingkah laku 
- Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
- Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.  
7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
diskusi kelompok kecil merupakan salah satu setrategi yang memungkinkan siswa untuk menguasai suatu konsep atau dalam memecahkan masalah dengan jalan berfikir secara mandiri. Namun dalamhal ini peran guru sangat diperlukan karena apapun yang tejadi keberadaan siswa saat itu masih dalam tahap belajar yang sangat dasar.
 diskusi kelompok kecil adalah : suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau mencegah suatu masalah. 
Diskusi masalah kecil di sini dimaksud bahwa : siswa berdiskusi dalam kelompok – kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Dan ini merupakan suatu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep , melalui proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta perlatih sikap positif.
Adapun komponen – komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah :
a. pemusatan perhatian, dapat dilakukan dengan 
- perumusan tujuan pada diskusi akan dimulai
- merumus masalah-masalah khusus
- mengenal dengan cermat diskusi yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan 
- merangkum hasil pembicaraan dalam diskusi
b. Mengklasifikasi masalah 
- menyusun atau merangkum kembali sumbangan fikiran anak didik sehingga menjadi kelas.
- Menggunakan pertanyaan melacak terhadap komentar anak didik.
- Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi.
c. Menganalisis pandangan anak didik
- Meneliti apakah alasan tersebut mempunyai dasar yang kuat dan memperjelas hal yang disepakati.
d. Meningkatkan kontribusi, dengan cara
- mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan diskusi.
- Menggunakan simulasi berupa contoh – contoh.
- Memancing dengan membuat komentar bertentangan.
- Menunggu dengan tenang , disamping mengharapkan sumbangan fikiran dari anakdidik
- Memberi dukungan.
 e.Membagi partisipasi
  -Meminta pandangan anak didik tampa mengejek, mencegah kegaduan.
  -Mencegah adanya pemonopolian diskusi.
  -Meminta persetujuan sementara dan memperluas wawasan.
  -Meningkatkan pemberian komentar mereka.
  f. Mennutup diskusi
  -Merangkum hasil diskusi secara jelas dan sinkat.
  -Memberikan gambaran tentang tindak lanjut.
  -Guru melibatkan diri untuk menilai proses hasil diskusi.
  3. Tugas Dan Peranan Guru 
  pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia.baik itu di tinjau dari sudut masyarakat maupun ditinjau dari sudut keagamaan tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat ini.Maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang di berikan guru-guru . 
a. Tugas Guru.
 Seseorang yang berilmu harus dapat mengajarkannya kepada orang lain.Maka seseorang harus memiliki ilmu-ilmu yang berkenaancara mengajarnya.Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi serta perubahan masyarakat yang sangat pesat,maka mengharuskan para guru untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut.  
Menurut Roestiyah N.K.Dalam Syaiful Bahri (2000:38) bahwa guru bertugas untuk:
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian ,kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
2.Membentuk kepribadian anak yang harmonis.
3.menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik.
4.Sebagai perantara dalam belajar.
5.Sebagai pembimbing ,untuk membawa anak didik kearah kedewasaan.
5.Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
6.Sebagai penegak disiplin.
7.Sebagai penegak disiplin.
8.Sebagai atministator dan menejemen.
9.Sebagai suatu profesional.
10.Sebagai perencana kurikulum
11.Sebagai pemimpin.
12.Sebagai sponsor dalam kegiatan anak didik.
b. Peranan guru
dalam proses belajar mengajar anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dari pada apa yang guru katakan. Sehingga apa yang guru katakan harus harus di praktekkan nya dalam kehidupan sehari – hari, maka peranan guru dalam hal ini sangat di perlakuka, diantaranya sebagai berikut
peranan guru ada tiga :

1. Guru sebagai pendidik
seseorang guru harus bisa menanamkan dan nilai – nilai kepada anak didik, serta menanamkan tanggung jawab kepada anak didik ( kepada diri sendiri, lingkungan maupun tuhan ).
 disitu pihak seorang guru harus menerima siswa seadanya dan mampu menyelami alam pikiran siswa, namun di lain pihak harus mendorong siswa untuk berkembang lebih jauh dan mengatasi kekurangan yang masih ada padanya. 
2. Guru sebagai Pengajar
sebagai pengajar guru harus dapat mengorganisir dan mengelola semua komponen dan kompetensi belajar sehingga terjadinya proses belajar pada diri anak didik.
sebagai pengajar guru di tuntut untuk memiliki seperangat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. 
3. Guru sebagai pembimbing
sebagai pembimbing guru memberi tekanan kepada tugas membentu siswa memecahkan masalah yang hadapinya, kerena menyangkut dengan pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai – nilai siswa.


4. Guru sebagai Adminitrator
sebagai administrator pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatlaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umunya.
 peranan guru ada 11 yaitu :
1. Korektor
Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk yang mungkin telah dimiliki oleh anak didik, maka semua nilai yang baik harus pertahankan dan yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Sehingga gurulah yang menilai dan mengoreksi semua sikap tingkah laku dan perbuatan anak didik.
2. .Inspirator
belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik untuk kemajuan belajar anak didik. Maka yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana melepaslkan maslah yang dihadapi.
 
3. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi yang baik dan efektif sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi. Selain sejumlah bahan pelajaran pada setiap mata pelajaran. Kesalahan informasi adalah kesulitan bagi anak didik. Maka penguasaan bahasa terutama yang disertai dengan penguasaan bahan yang akan di berikan kepada anak didik agar terpenuhi kebutuhannya.
4. Montivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar, karena dalam interaktif edukatif tidak mustahil ada diantara anak didik yang malas belajar dan sebagainya. Untuk untuk menjadikan motivasi yang efektif maka guru menganalisis motif – motif yang melatar belakanginya, dan memperhatikan kebutuhan anak didik.
5. Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide – ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi di bidang pendidikan. Maka guru bukan hanya mengikuti terus tanpa mencetuskan ide – ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran khususnya interaksi edukatif agar lebih baik.
6. fasilitator
guru harus menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar anak didik. Sehingga keadaan akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik
7. Pembimbing
Kehadiran guru disekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Jadi. Bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri ( Mandiri )
8. Demonstrator
Tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik fahami maka guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan appa yang diajarkan secara didaktis agar tidak terjadi kesalah fahaman antara guru dan anak didik.
9. Pengelolahan kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, yaitu dengan menyediakan dan mengunakan fasilitas kelas bagi bermacam – macam kegiatan belajar – mengajar, agar mencapai hasil yang baik dan optimal
10. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk jenisnya dan guru sebagai mediator. Dapat juga diartikan penyedia Media
11. Supervisor
  Guru harus memiliki pengalaman, pendidikan dan ketrampilan serta  
  kepriibadiannyang menojolkan dari pada orangdi supervisinya. 



B. Pembahsan tentang Disiplin siswa
1. Penegrtian Displin belajar
Mengingat banyaknya aspek kegiatan yang berpengaruh terhadap disiplin, mengakibatkan timbulnya faham dan aliran yang dianutnya berbeda sehingga pengertian disiplin terjadi perbedaan,
 disiplin adalah pengembangan diri sendiri pada sikap didik yang timbul sendiri dari kesadaran diri tanpa ada paksaan dari luar. 
 menfsinisikan disiplin adalah sikap hidup dan perlakuan yang mencerminkan “ tanggung jawab “ terhadap kehidupan tanpa paksaam dari luar. Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan dan menguasai ilmu pengerahuan. Sehingga belajar merupakan proses mengembangkan kepribadian.
Maka kesimpulan dari displin belajar adalah suatu usaha dalam melaksanakan aktifitas dengan sungguh – sungguh sehingga menimbulkan perubahan dalam berperilaku berdasarkan nilai moral yang telah mempribadi dalam dirinya terhadap suiatu pertumbuhan dan perkembangan tanpa paksaa.
2. Tujuan dan faktor yang mempengaryhi penanaman belajar Siswa
Dalam pelaksanaan penanaman disiplin adalah wujud kesadaran yang memerlukan proses. Sehingga dapat menimbulkan tujjuan dan banyak fakto yang mempengaruhi selama proses tersebut.
Disiplin merupakan suatu tuntunan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur, tertib yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsunnya suatu kemajuan dan perkembangan khususnya bidang pendidikan.
Disiplin tidak akan timbul dengan sendirinya. Displin harus dididikkan dan di tanamkan sejak dini. Disinalah peran pendidikan sangat di perlukan . 
Disiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik, watak yang baik pada diri seseorang akan menciptakan pribadi yang luhur dan terdorong untuk belajar secara teratur. 
Jadi peningkatan disiplin harus tetap diupayakan agar hal – hal yang semula dirasakan memaksa, dapat berubah menjadi kesadaran.
Dengan demikian adanya tujuan penanaman disiplin melalalui guru, siswa senantiasa akan tetap di didik, diberi kemerdekaan, dalam pelaksanaan aktifitas belajar dengan kemampuan dan kesadaran yang dimilikinya.
Adaapun faktor – faktor yang mempengaruhinya adalah :
a. Faktor dari dalam ( Internal )
Faktor internal sangat di pengaryhi oleh sikap batin yang berada dalam diri seseorang tersebut, yang merupakan olah rasa ( emosi ) dan pikir atau rasio terhadap apa yang dilihat, diketahui, didengar maupun yang dirasakan untuk melakukan atau melakukan sesuatu.
b. Faktor dari luar ( eksternal )
Faktor eksternal tergantung pada kondisi lingkungan, kultural / budaya, keteladanan, aturan serta norma – norma yang berlaku dalam kelompok masyarakat.  
3. cara menanamkan disiplin belajar
agar belajar bisa berhasil memerlukan cara atau metode tertentu, bisa berupa membuat catatan membaca, membuat rencana dan jadwal. Semua harus dipelajari dengan latihan dan pembiasaan.
Dalam membentyk disisplin pada seseorang dapat di tempuh dengan cara sebagai berikut :
proses pembentukan disiplin pada anak didik dilakukan dengan cara :
1. Melatih
2. membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai – nilai moral
3. mengontrol untuk mengembangkan. 
 dalam pembentukan disiplin pada anak dapat dilakukan melalui tiga pendekatan :
1. Condition Approach ( paksaam ), yaitu menciptakan kondisi sehingga orang mau tidak mau melaksanakan kegiatan yang diharapkan.
2. cultural Approach (pendidikan ) yaitu mempengaruhi seseorang dengan gambaran – gambaran yang dapat memberikan harapan jika disiplin dilakukan.
3. Habituation ( membiasakan ) yaitu dengan cara membiasakan diri sehingga menimbulkan kesadaran akan makna dan pentingnya disiplin. 
Dari hal diatas maka seorang guru atau pendidik dituntut untuk menerapkannya dalm proses belajar sesuai dengan kondisi, kemampuan dan jenjang siswa.
menjelaskan bahwa menegakan disiplin tidak akan mengurangi kebebasan peserta didik tapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar pada peserta didik dalam batas kemampuannya. 
Ada tiga cara dalam menanamkan disiplin pada anak yaitu :
1. Cara Otoriter
Pendidikan menentukan aturan – aturan dan batas – batas yang mutlak dan harus ditaati oleh seorang anak, dalam akitannya dengan belajar penerapan sikap keras dari pendidik dilaksnakan agar anak mau mentaati peraturan serta hukuman yang diberikan atas pelanggaranya. 
Sikap otoriter dalm proses belajar mengajar akan memberikan pengaruh pada suasana kelas sehingga tersa mencekam, siswa belajar dan suasana yang penuh ketengangan dan ketakutan sehingga kretifitasnya menjadi mati dan ide atau keinginannya yang positif menjadi kandas ditenggah jalan  


2. Cara permisive
Anak dalam hal ini dibiarkan mencari dan menemukan sendiri dalam arti membuat aturan – aturan yang memberi batasan – batasan dari tingkah laku belajarnya. Pendidik hanya sebagai pengawas yang bertindak jika dianggap perlu dalam aturan tersebut.
Guru yang bersikap permisive akan menimbulkan suasana kelas menjadi sangat riuh dan tidak terkontrol, masing – masing bebas dalam berbicara dan berbuat, sehingga bisa mengaburkan arti belajar yang sesungguhnya dan tisak efisien.
3. Cara demokrasi
cara ini memperhatiakn dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak dalam pelaksanaan aturan. Bimbingan yang penuh pengetian di berikan pada aktifitas belajar anak sehingga tumbuh rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam proses belajarnya.
Dari keterangan diatas maka dapat dijelaskan bahwa cara demokrtislah yang lebih sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena lebih mambantu perkembangan anak yang sehat.
Adapun yang diperhatikan dalam penanaman disiplin
1. menyadari adanya perbedaan, tingkat kemampuan yang kognetif, maka cara yang perlu digunakan harus yang sesuai dengan tingkat kemampuan kognetif anak.
2. menanamkan disiplin pada anak harus dimulai sedini mungkin yaitu dimana anak mulai melakukan sendiri.
3. dalam usaha menanamkan rasa disiplin perlu dipertimbangkan agar mengunakan cara – cara demokratis sebanyak mungkin.
4. menanamkan disiplin bukanlah kegiatan sekali elainkan harus terus menerus dengan cara latihan, dorongan, sehingga mencapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sebagai suatu kebiasaan
5. penggunaan hukuman perlu diartikan sebagi sikap tegas, konsekwen dan konsisten yang dihukum bukan anak tapi yang melanggar aturan.
Maka apabila ada oekanggaran disiplin harus ditindak sebab tanpa disiplin pembelajaran tidak dapat disampaikan dengan efektif. (nasution 1983 : 160 ) 
C. Hubungan ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa
 mengajar adalah sebagai aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjdi proses belajar.
Mengajar berarti mendidik anak untuk menjadi manusia yang merdeka batinya, merdeka pikirannya, merdeka tenaganya, sehingga guru tidak hanya memberikan pengetahuan yang perlu dan baik saja. Akan tetapi harus juga mendidiknya agar dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya untuk amal keperluan umum, yang bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama. 
Untuk meningkatkan mutu Output pendidikan maka peran seorang guru sebagai bagian yang tak terpisahkan dan sekaligus sebagai aktor pendidikan.
Seorang guru harus menyadari bahwa belajar adalah ingin mengerti dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar merupakan upaya memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini membawa konsekwensi agar kegiatan mengajar yang berlangsung dalam proses pengajarannya memerlukan ketrampilan mengajar.
Dalam situasi pembelajaran sangat diperlukan suatu disiplin belajar yang tinggi bagi siswa. Karena dengan jalan berdisiplindalam melaksanakan pedoman – pedoman yang baik didalam usaha belajar barulah seorang siswa akan mempunyai cara belajar yang baik.
Menegakkan disiplin tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan peserta didik, tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada peserta didik dalam batas – batas kemampuan. 
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas yang ditunjukkan kepada guru dalam hal ini bagaimana guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan berbagai gangguan yang terjadi dalam proses interakasi edukasi. Agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. 
pengelolaan kelas adalah : keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaktif edukatif. 
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 
Tujuan pengolaan kelas di sini adalah :
Agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan mengajar secara efektif dan efisien.
Yang dimaksud sebuah kelas yang tertib di sini adalah :
c. setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya : tidak ada anak yang berhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
d. Setip anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya : setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. ( Suharsimi Arikunto, 1992 ; 58 )
 tujuan dari pengelolaan kelas itu dibagi dua yaitu siswa dan guru.
1. Tujuan untuk siswa 
- Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, dan sadar mengendalikan dirinya.
- Membantu siswa mengerti akan tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas.
- Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktifitas – aktifitas kelas.
2. Tujuan untuk guru
- Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah – langkah pelajaran secara tetap dan baik.
- Mengetahui kebutuhan siswa dan mengembangkan potensi pengarahan yang jelas kepada siswa.
- Memberi respon secara efektif terhadap gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat setrategi yang dapat digunakan. 
Adapun komponen – komponen mengelolah kelas diantaranya :
1. kiterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. (bersifat preventif). 
- Sikap tanggap
- Membagi perhatian
- Pemusatan perhatian kelompok 
2. keterampilan yang berhubungan dengan kondisi belajar yang optimal.
- Memodifikasi tingkah laku 
- Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
- Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.  
7. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
diskusi kelompok kecil merupakan salah satu setrategi yang memungkinkan siswa untuk menguasai suatu konsep atau dalam memecahkan masalah dengan jalan berfikir secara mandiri. Namun dalamhal ini peran guru sangat diperlukan karena apapun yang tejadi keberadaan siswa saat itu masih dalam tahap belajar yang sangat dasar.
Mendefinisikan diskusi kelompok kecil adalah : suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau mencegah suatu masalah. 
Diskusi masalah kecil di sini dimaksud bahwa : siswa berdiskusi dalam kelompok – kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Dan ini merupakan suatu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep , melalui proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta perlatih sikap positif.
Adapun komponen – komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah :
e. pemusatan perhatian, dapat dilakukan dengan 
- perumusan tujuan pada diskusi akan dimulai
- merumus masalah-masalah khusus
- mengenal dengan cermat diskusi yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan 
- merangkum hasil pembicaraan dalam diskusi
f. Mengklasifikasi masalah 
- menyusun atau merangkum kembali sumbangan fikiran anak didik sehingga menjadi kelas.
- Menggunakan pertanyaan melacak terhadap komentar anak didik.
- Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi.
g. Menganalisis pandangan anak didik
- Meneliti apakah alasan tersebut mempunyai dasar yang kuat dan memperjelas hal yang disepakati.
h. Meningkatkan kontribusi, dengan cara
- mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan diskusi.
- Menggunakan simulasi berupa contoh – contoh.
- Memancing dengan membuat komentar bertentangan.
- Menunggu dengan tenang , disamping mengharapkan sumbangan fikiran dari anakdidik
- Memberi dukungan.
 e.Membagi partisipasi
  -Meminta pandangan anak didik tampa mengejek, mencegah kegaduan.
  -Mencegah adanya pemonopolian diskusi.
  -Meminta persetujuan sementara dan memperluas wawasan.
  -Meningkatkan pemberian komentar mereka.
  f.Mennutup diskusi




  -Merangkum hasil diskusi secara jelas dan sinkat.
  -Memberikan gambaran tentang tindak lanjut.
  -Guru melibatkan diri untuk menilai proses hasil diskusi.
  3 Tugas Dan Peranan Guru 
  pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia.baik itu di tinjau dari sudut masyarakat maupun ditinjau dari sudut keagamaan tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat ini.Maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang di berikan guru-guru . 
a. Tugas Guru.
 Seseorang yang berilmu harus dapat mengajarkannya kepada orang lain.Maka seseorang harus memiliki ilmu-ilmu yang berkenaancara mengajarnya.Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi serta perubahan masyarakat yang sangat pesat,maka mengharuskan para guru untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut. 
 guru bertugas untuk:
1.Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian ,kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis.
3.menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik.
4.Sebagai perantara dalam belajar.
5.Sebagai pembimbing ,untuk membawa anak didik kearah kedewasaan.
5.Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
6.Sebagai penegak disiplin.
7.Sebagai penegak disiplin.
8.Sebagai atministator dan menejemen.
9.Sebagai suatu profesional.
10.Sebagai perencana kurikulum
11.Sebagai pemimpin.
12.Sebagai sponsor dalam kegiatan anak didik. 
b. Peranan guru
dalam proses belajar mengajar anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dari pada apa yang guru katakan. Sehingga apa yang guru katakan harus harus di praktekkan nya dalam kehidupan sehari – hari, maka peranan guru dalam hal ini sangat di perlakuka, diantaranya sebagai berikut
 peranan guru ada tiga :
1. Guru sebagai pendidik
seseorang guru harus bisa menanamkan dan nilai – nilai kepada anak didik, serta menanamkan tanggung jawab kepada anak didik ( kepada diri sendiri, lingkungan maupun tuhan ) .
mengatakan disitu pihak seorang guru harus menerima siswa seadanya dan mampu menyelami alam pikiran siswa, namun di lain pihak harus mendorong siswa untuk berkembang lebih jauh dan mengatasi kekurangan yang masih ada padanya. 
2. Guru sebagai Pengajar
sebagai pengajar guru harus dapat mengorganisir dan mengelola semua komponen dan kompetensi belajar sehingga terjadinya proses belajar pada diri anak didik.
sebagai pengajar guru di tuntut untuk memiliki seperangat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan.
3. Guru sebagai pembimbing
sebagai pembimbing guru memberi tekanan kepada tugas membentu siswa memecahkan masalah yang hadapinya, kerena menyangkut dengan pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai – nilai siswa.
4. Guru sebagai Adminitrator
sebagai administrator pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatlaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umunya. 



Peranan guru ada 11 yaitu :
1. Korektor
Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk yang mungkin telah dimiliki oleh anak didik, maka semua nilai yang baik harus pertahankan dan yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Sehingga gurulah yang menilai dan mengoreksi semua sikap tingkah laku dan perbuatan anak didik.
2. .Inspirator
belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik untuk kemajuan belajar anak didik. Maka yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana melepaslkan maslah yang dihadapi.
 
3. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi yang baik dan efektif sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi. Selain sejumlah bahan pelajaran pada setiap mata pelajaran. Kesalahan informasi adalah kesulitan bagi anak didik. Maka penguasaan bahasa terutama yang disertai dengan penguasaan bahan yang akan di berikan kepada anak didik agar terpenuhi kebutuhannya.
4. Montivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar, karena dalam interaktif edukatif tidak mustahil ada diantara anak didik yang malas belajar dan sebagainya. Untuk untuk menjadikan motivasi yang efektif maka guru menganalisis motif – motif yang melatar belakanginya, dan memperhatikan kebutuhan anak didik.
5. Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide – ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan ilmu dan tehnologi di bidang pendidikan. Maka guru bukan hanya mengikuti terus tanpa mencetuskan ide – ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran khususnya interaksi edukatif agar lebih baik.
6. fasilitator
guru harus menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar mengajar anak didik. Sehingga keadaan akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik
7. Pembimbing
Kehadiran guru disekolah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Jadi. Bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri ( Mandiri )


8. Demonstrator
Tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik fahami maka guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan appa yang diajarkan secara didaktis agar tidak terjadi kesalah fahaman antara guru dan anak didik.
9. Pengelolahan kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, yaitu dengan menyediakan dan mengunakan fasilitas kelas bagi bermacam – macam kegiatan belajar – mengajar, agar mencapai hasil yang baik dan optimal
10. Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk jenisnya dan guru sebagai mediator. Dapat juga diartikan penyedia Media
11. Supervisor
Guru harus memiliki pengalaman, pendidikan dan ketrampilan serta kepriibadiannyang menojolkan dari pada orangdi supervisinya. 
B. Pembahsan tentang Disiplin siswa
3. Pengertian Displin belajar
 Mengingat banyaknya aspek kegiatan yang berpengaruh terhadap disiplin, mengakibatkan timbulnya faham dan aliran yang dianutnya berbeda sehingga pengertian disiplin terjadi perbedaan,
yang mendefisikan disiplin adalah pengembangan diri sendiri pada sikap didik yang timbul sendiri dari kesadaran diri tanpa ada paksaan dari luar. 
menfsinisikan disiplin adalah sikap hidup dan perlakuan yang mencerminkan “ tanggung jawab “ terhadap kehidupan tanpa paksaam dari luar. Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan dan menguasai ilmu pengerahuan. Sehingga belajar merupakan proses mengembangkan kepribadian. 
Maka kesimpulan dari displin belajar adalah suatu usaha dalam melaksanakan aktifitas dengan sungguh – sungguh sehingga menimbulkan perubahan dalam berperilaku berdasarkan nilai moral yang telah mempribadi dalam dirinya terhadap suiatu pertumbuhan dan perkembangan tanpa paksaa.

4. Tujuan dan faktor yang mempengaryhi penanaman belajar Siswa
dalam pelaksanaan penanaman disiplin adalah wujud kesadaran yang memerlukan proses. Sehingga dapat menimbulkan tujjuan dan banyak fakto yang mempengaruhi selama proses tersebut.
Disiplin merupakan suatu tuntunan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur, tertib yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsunnya suatu kemajuan dan perkembangan khususnya bidang pendidikan.
Disiplin tidak akan timbul dengan sendirinya. Displin harus dididikkan dan di tanamkan sejak dini. Disinalah peran pendidikan sangat di perlukan  
berdisiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik, watak yang baik pada diri seseorang akan menciptakan pribadi yang luhur dan terdorong untuk belajar secara teratur. 
Jadi peningkatan disiplin harus tetap diupayakan agar hal – hal yang semula dirasakan memaksa, dapat berubah menjadi kesadaran.
Dengan demikian adanya tujuan penanaman disiplin melalalui guru, siswa senantiasa akan tetap di didik, diberi kemerdekaan, dalam pelaksanaan aktifitas belajar dengan kemampuan dan kesadaran yang dimilikinya.
Adaapun faktor – faktor yang mempengaruhinya adalah :
c. Faktor dari dalam ( Internal )
Faktor internal sangat di pengaryhi oleh sikap batin yang berada dalam diri seseorang tersebut, yang merupakan olah rasa ( emosi ) dan pikir atau rasio terhadap apa yang dilihat, diketahui, didengar maupun yang dirasakan untuk melakukan atau melakukan sesuatu.
d. Faktor dari luar ( eksternal )
Faktor eksternal tergantung pada kondisi lingkungan, kultural / budaya, keteladanan, aturan serta norma – norma yang berlaku dalam kelompok masyarakat.  
3. cara menanamkan disiplin belajar
agar belajar bisa berhasil memerlukan cara atau metode tertentu, bisa berupa membuat catatan membaca, membuat rencana dan jadwal. Semua harus dipelajari dengan latihan dan pembiasaan.
Dalam membentyk disisplin pada seseorang dapat di tempuh dengan cara sebagai berikut :
 proses pembentukan disiplin pada anak didik dilakukan dengan cara :
4. Melatih
5. membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai – nilai moral
6. mengontrol untuk mengembangkan. 
dalam pembentukan disiplin pada anak dapat dilakukan melalui tiga pendekatan :
4. Condition Approach ( paksaam ), yaitu menciptakan kondisi sehingga orang mau tidak mau melaksanakan kegiatan yang diharapkan.
5. cultural Approach (pendidikan ) yaitu mempengaruhi seseorang dengan gambaran – gambaran yang dapat memberikan harapan jika disiplin dilakukan.
6. Habituation ( membiasakan ) yaitu dengan cara membiasakan diri sehingga menimbulkan kesadaran akan makna dan pentingnya disiplin. 
Dari hal diatas maka seorang guru atau pendidik dituntut untuk menerapkannya dalm proses belajar sesuai dengan kondisi, kemampuan dan jenjang siswa.
Ahmad rohani dan abu ahmadi ( 1987 : 27 ) menjelaskan bahwa menegakan disiplin tidak akan mengurangi kebebasan peserta didik tapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar pada peserta didik dalam batas kemampuannya.
 tiga cara dalam menanamkan disiplin pada anak yaitu :
1. Cara Otoriter
Pendidikan menentukan aturan – aturan dan batas – batas yang mutlak dan harus ditaati oleh seorang anak, dalam akitannya dengan belajar penerapan sikap keras dari pendidik dilaksnakan agar anak mau mentaati peraturan serta hukuman yang diberikan atas pelanggaranya.
Sikap otoriter dalm proses belajar mengajar akan memberikan pengaruh pada suasana kelas sehingga tersa mencekam, siswa belajar dan suasana yang penuh ketengangan dan ketakutan sehingga kretifitasnya menjadi mati dan ide atau keinginannya yang positif menjadi kandas ditenggah jalan . 
2. Cara permisive
Anak dalam hal ini dibiarkan mencari dan menemukan sendiri dalam arti membuat aturan – aturan yang memberi batasan – batasan dari tingkah laku belajarnya. Pendidik hanya sebagai pengawas yang bertindak jika dianggap perlu dalam aturan tersebut.
Guru yang bersikap permisive akan menimbulkan suasana kelas menjadi sangat riuh dan tidak terkontrol, masing – masing bebas dalam berbicara dan berbuat, sehingga bisa mengaburkan arti belajar yang sesungguhnya dan tisak efisien.
3. cara demokrasi
cara ini memperhatiakn dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak dalam pelaksanaan aturan. Bimbingan yang penuh pengetian di berikan pada aktifitas belajar anak sehingga tumbuh rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam proses belajarnya. 
Dari keterangan diatas maka dapat dijelaskan bahwa cara demokrtislah yang lebih sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena lebih mambantu perkembangan anak yang sehat.
Adapun yang diperhatikan dalam penanaman disiplin
1. menyadari adanya perbedaan, tingkat kemampuan yang kognetif, maka cara yang perlu digunakan harus yang sesuai dengan tingkat kemampuan kognetif anak.
2. menanamkan disiplin pada anak harus dimulai sedini mungkin yaitu dimana anak mulai melakukan sendiri.
3. dalam usaha menanamkan rasa disiplin perlu dipertimbangkan agar mengunakan cara – cara demokratis sebanyak mungkin.
4. menanamkan disiplin bukanlah kegiatan sekali elainkan harus terus menerus dengan cara latihan, dorongan, sehingga mencapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sebagai suatu kebiasaan
5. penggunaan hukuman perlu diartikan sebagi sikap tegas, konsekwen dan konsisten yang dihukum bukan anak tapi yang melanggar aturan.
Maka apabila ada oekanggaran disiplin harus ditindak sebab tanpa disiplin pembelajaran tidak dapat disampaikan dengan efektif.  
C. hubungan ketrampilan mengajar guru dengan disiplin belajar siswa
mengajar adalah sebagai aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjdi proses belajar. 
Mengajar berarti mendidik anak untuk menjadi manusia yang merdeka batinya, merdeka pikirannya, merdeka tenaganya, sehingga guru tidak hanya memberikan pengetahuan yang perlu dan baik saja. Akan tetapi harus juga mendidiknya agar dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya untuk amal keperluan umum, yang bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama.
Untuk meningkatkan mutu Output pendidikan maka peran seorang guru sebagai bagian yang tak terpisahkan dan sekaligus sebagai aktor pendidikan.
Seorang guru harus menyadari bahwa belajar adalah ingin mengerti dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar merupakan upaya memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini membawa konsekwensi agar kegiatan mengajar yang berlangsung dalam proses pengajarannya memerlukan ketrampilan mengajar.
Dalam situasi pembelajaran sangat diperlukan suatu disiplin belajar yang tinggi bagi siswa. Karena dengan jalan berdisiplindalam melaksanakan pedoman – pedoman yang baik didalam usaha belajar barulah seorang siswa akan mempunyai cara belajar yang baik.
Menegakkan disiplin tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan peserta didik, tetapi sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada peserta didik dalam batas – batas kemampuan. 
















BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
B. Latar Belakang Obyek Penelitian
Sejarah berdirinya SMPN 2 Mojowarno berawal dari pemerintah daerah mengusulkan supaya didirikannya SMPN 2 di wilayah Mojowarno, karena desa – desa di kecamatan Mojowarno sangat jauh untuk menyekolahkan anaknya ke SMPN yang jauh di perkotaan.
Maka dari itu Kepala Desa Japanan Bapak Muhtadi tertari dengan usulan pemerintah daerah. Kepala desa japanan beserta perangkatnya beserta tokoh para masyarakat mengadakan musyawarah yang membicarakan tentang SMPN 2 Di wilayah Mojowarno, supaya Lokasi gedung sekolah SMPN tersebut didirikan di kelurahan Japanan. Karna tanahnya belum ada untuk didirikannya gedung sekolah SMPN tersebut, perangkat menyosialisasikan dengan penduduk yang mempunya sawah di sekitar Jln Wanara yang rencananya akan di bangun sekolah SMPN 2 Mojowarno, dan akhirnya dengan Musyawarah yang mufakat maka para Petani setuju mengibahkan tanahnya untuk bangunan sekolah tersebut. Dengan catatan para petani supaya anak didiknya bisa diterima di SMPN 2 Mojowarno, dan apada umunya anak japanan dan daerah sekitarnya. Adapun tujuan SMPN 2 Mojowarno didirikan di lokasi ini supaya masyarakat kecamatan mojowarno daerah timur bisa melanjutkan ke sekolah Tingkat pertama yang bersetatus Negeri.


B. Letak Geografis
Secara geogarfis areal gedung SMPN 2 Mojowarno berada di Posisi yang strategis, di tinjau dari sisi lingkungan pembelajaran karna jauh jalan raya dan pabrik – pabrik yang kesemuanya itu bisa mengelurkan suara bising yang bisa menganggu proses belajar.
Juga dikatan strategis dari sisi lingkungan SMPN 2 mojowarno termasuk berada di tengah – tengah antara desa yang satu dengan desa lainnya. Didepannya keberadaan jalan menuju lokasi taman wisata Sumber boto. Dengan pemandangan hutan yang sejuk , sehinga keberadaanya lebih dikenal dan diketahui masyarakat sekitarnya maka dari itu anak – anak di masukan kesekolah yang lebih dekat. 
Adapun batas – batas SMPN 2 Mojowarno
- Sebelah utara berbatas Kelurah desa Grobogan
- Sebelah Selatan berbatas Kelurahan Japanan
- Sebelah Barat berbatas Kelurahan Rejoslamet
- Sebelah timur Wana wisata sumber boto
C. Keadaan Pimpinan, Struktur kepengurusan Guru dan siswa 
Tabel I . nama – nama kepala Sekolah yang pernah memimpin SMPn 2 Mojowarno
No Nama Kepala Sekolah Periode Ket
1 Hartini 1991-1993 
2 Sri yati 1993-1999 
3 Sucipto 1999-2000 
4 Dra Dwi Carbona Ismawti 2000-2002 
5 Sri retno ponconingtyas, S.Pd 2002-sekarang  
Keterangan : Diperoleh dari Dokomen SMPN 2 Mojowarno

Tabel II Data Guru SMPN 2 Mojowarno periode 2005/2006
No Nama guru Tempat, Tgl lahir Pendidikan Akhir Jabatan 
1 Sri Retno Ponconintyas Jombang, 31-10-64 SI Ks
2 Drs Muhtadin Jombang, 06-07-57 SI Guru
3 Drs Sukirno Kediri, 01-10-62 SI Guru
4 Sudarmoko Surabaya, 10-10-59 D2 Guru
5 H. M Chosyi’in Jombang, 04-05-59 SM Guru
6 H. Nur Hasan Afandi Gresik, 04-02-62 SI Guru
7 Retno Tri Agustini Jombang, 25-08-63 D3 Guru
8 Juarie Jombang,07-07-64 D3 Guru
9 Sugeng Rahayu Slamet Jombang, 04-09-67 D3 Guru
10 Sutarsih Ponorogo, 28-01-69 D3 Guru
11 Rifai Surabaya, 01-10-56 D1 Guru
12 H.J Mustipah Purworejo, 01-06-64 D1 Guru
13 Syaifuddin Jombang, 12-07-66 D2 Guru
14 M. Rosyid Jombang, 24-09-65 D2 Guru
15 Ninik Sulastri Surabaya, 10-05-67 D2 Guru
16 H. Heny Wahyudi SPd Jombang, 19-09-69 S1 Guru
17 Bilal M. Sahid SPd Pacitan, 12-02-72 S1 Guru
18 M. Alamsyah Surabaya, 27-01-68 D3 Guru
19 Luluk yunan B. SPd Blitar, 14-03-79 S1 Guru
20 Indah Wahyuni A. SPd Jombang,20-09-66 S1 Guru
21 Sutrim .SPd Jombang, 29-05-70 S1 Guru
22 Sri Saraswati Jombang, 31-12-76 S1 Guru
23 M. Imadudin. SPd Jombang, 02-07-68 S1 GB
24 Mintarogo. SPd Gresik, 21-08-74 S1 GB
25 Basuki Sugiharto. SPd Jombang, 13-10-68 S1 GTT
26 Dwi Arti Intianing. SPd Jombang, 29-11-72 S1 GTT
27 M.Choiri Jombang, 07-08-58 S1 S1 GTT

Struktur Organisasi 







   


  Keadaan Siswa Kelas 2 tahun 2005
Kelas II A Lk – lk 25 Perempuan 19 
Kelas II B Lk – lk 25 Perempuan 19 
Kelas II C Lk – lk 25 Perempuan 19 
Kelas II D Lk – lk 25 Perempuan 19 
Jumlah Lk – lk 100 Perempuan 76 


Keadaan sarana dan prasarana 
 Gedung pendidikan sebanyak : 17
 Kantor perpustakaan : 1
 Musolla : 1
 Ruang Lab : 1
 Papan tulis : 16
 Meja kayu murid : 317 
 Computer : 17 
 Mesin ketik : 5
 Brangkas : 2

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana Di SMPN 2 Mojowarno . Bisa digolongkan cukup yang mana sudah mempunyai 17 gedung pendidikan 1 kantor pemerintahan 1. kantor Perpustakaan dan satu musolla. Demikian lah keadaannya sarana dan prasarana di SMPN 2 Mojowarno sampai dengan tahun 2006. sebagai penunjang dari pada pendidikan.
 
B. PENYAJIAN DATA
 Sebagaimana telah di kemukakan metodologi penelitian bahwa yang menjadi sampel didalam penelitian adalah SMPN 2 Mojowarno kelas 2 dengan menjawab pertanyaan berdasarkan angket yang di bagikan.
 Dalam mengumpulkan data tentang ketrampilan guru mengajar , maka penulis mengunakan angket sebanyak sepulu pertanyaan . sedangkan data tentang Ketrampilan guru .
Tentang Disiplin belajar siswa juga mengunakan angket sepuluh pertanyaan, adapun teknik penilian yang digunakan untuk menghitung anket untuk jawaban 
a. diberi nilai 4
b. diberi nilai 3
c. diberi nilai 2
d. diberi nilai 1

untuk mengetahui data yang jelas maka penulis sajikan sebagaimana dalam bentu tabel berikut ini : 


TABEL V
JAWABAN RESPONDEN
TENTANG KETRAMPILAN GURU
MENGAJAR 
NO NOMOR URUT SOAL DAN SKOR Total Jumlah Skor Mean Kategori
 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10  
1. 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32 40 -
2. 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36 40 +
3. 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 33 40 -
4. 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 35 40 +
5. 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 31 40 _
6. 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36 40 +
7. 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 33 40 -
8. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 40 +
9. 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 40 -
10. 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 32 40 -
11. 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 36 40 +
12. 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 40 +
13. 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 36 40 +
14. 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 35 40 +
15. 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 40 +
16. 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 36 40 +
17. 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 31 40 -
18. 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 31 40 _
19. 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 33 40 -
20. 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37 40 +
21. 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 36 40 +
22. 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 37 40 +
23. 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 40 +
24. 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 35 40 +
25. 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 36 40 +
26. 4 3 3 2 4 3 2 3 4 4 32 40 _
27. 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 38 40 +
28. 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 35 40 +
29. 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 35 40 +
30. 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 32 40 _
31. 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36 40 +
32. 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36 40 +
33. 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 32 40 -
34. 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33 40 _
35. 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 37 40 +
36. 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 32 40 -
37. 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 32 40 -
38. 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 36 40 +
39. 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 36 40 +
40. 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36 40 +
 1386 1600 34 

Angka 34 diatas adalah hasil nilai rata – rata ( mean ) yang didapat dari Rumus :

Ν = F = 1386 = 34
  Ν 40
 Dari perhitungan Mean tersebut di atas diketahui bahwa nilai 34 keatas dikatagorikan penerapan ketrampilan baik. Sedangkan nilai 34 kebawah kategorikan Disiplin belajar siswa’ kurang baik .





TABEL VI
JAWABAN RESPONDEN
TENTANG DISIPLIN BELAJAR SISWA
NO NOMOR URUT SOAL DAN SKOR Total Jumlah Skor Mean Kategori
 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10  
1. 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 28 40 -
2. 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 33 40 +
3. 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 33 40 +
4. 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 34 40 +
5. 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 28 40 -
6. 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 28 40 -
7. 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 33 40 +
8. 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 34 40 +
9. 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 32 40 +
10. 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 28 40 -
11. 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 32 40 +
12. 3 3 4 3 4 4 2 2 3 4 32 40 +
13. 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 32 40 +
14. 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 25 40 -
15. 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 35 40 +
16. 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 35 40 +
17. 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 27 40 -
18. 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 29 40 -
19. 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 29 40 -
20. 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 33 40 +
21. 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 33 40 +
22. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 40 +
23. 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 30 40 -
24. 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 35 40 +
25. 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 36 40 +
26. 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 28 40 -
27. 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 33 40 +
28. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 40 +
29. 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 32 40 +
30. 4 3 4 4 4 4 2 2 4 3 30 40 -
31. 2 2 4 2 4 2 2 3 3 3 27 40 -
32. 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 29 40 -
33. 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 28 40 -
34. 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 30 40 -
35. 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 28 40 -
36. 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27 40 -
37. 3 2 4 3 4 2 2 2 3 3 28 40 -
38. 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 28 40 -
39. 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 33 40 +
40. 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 28 40 -
 1241 1600 31 

Keterangan : + Kata gori baik
  : - Katagori kurang baik
angka 31 diatas adlah hasil nilai rata – rata - mean ) yang didapat dari rumus : 

 M = F  
 N 1241
40 31
  = = 
   


Dari perhitungan mean tersebut diatas di ketahui bahwa nilai 31 keatas dikatagorikan disiplin belajar siswa baik . Sedangkan nilai 31 ke bawah di katagorikan kurang baik.



C. Analisa Data

Agar lebih sistematik dalam membuktikan hipotesa. Maka ditentukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Tabulasi Data
dari penyajian data dalam bab II, maka dapat dilihat tabulasi data dalam hal ini berupa rekapitulasi data hasil penelitian sebagaimana dalam table berikut :





TABEL VII
REKAPITULASI HASIL PENELITIAN
NO KETRAMPILAN GURU
 MENGAJAR DISIPLIN BELAJAR SISWA
 BAIK ( +) KURANG BAIK (-) BAIK ( +) KURANG BAIK (-)
1. 32 28
2. 36 33 
3. 33 33 
4. 34 34 
5. 32 28
6. 36 28
7. 33 32 
8. 39 35 
9. 32 32 
10. 32 28
11. 36 32 
12. 37 32 
13. 36 32 
14. 35 25
15. 37 35 
16. 36 35 
17. 31 27
18. 31 29
19. 33 29
20. 37 33 
21. 36 33 
22. 37 39 
23. 35 30
24. 35 35 
25. 36 36 
26. 32 28
27. 38 33 
28. 35 39 
29. 35 32 
30. 32 30
31. 36 27
32. 36 29
33. 32 28
34. 33 30
35. 37 28
36. 32 27
37. 32 28
38. 36 28
39. 36 33 
40. 36 28
  



2. Klasifikasi data
Dari rekapitulasi data tersebut diatas, dapat diklasifikasikan sebagaimana dalam table berikut :

TABEL VIII
KLASIFIKASI RESPONDEN
KETRAMPILAN GURU MENGAJAR DISIPLIN BELAJAR SISWA TOTAL
 (+) (-) 
(+) 17 8 25
(-) 3 12 15
 20 20 40

3. Pembuktian Hopotesa
Untuk membuktikan hipotesa, maka dalam analisis data ini menggunkan rumus :
 X² = ( Fo – Fh ) ²
   
  Fh


Karena Fh ( Frekuensi yang diharapkan ) belum diketahui , maka di cari rumus :
Fh = ( Jumlah katagori ) ( Jumlah – golongan )
  Total - Jendral
Atau disingkat 
Fh = ( nk ) ( ng)
  N
Kemudian disini dapat diketahui sebagi berikut :
Fh = 17 25 x 20 = 12,5
  40
Fh = 8 20 x 25 = 12,5
  40
Fh = 3 15 x 20 = 7, 5
  40
Fh = 12 20 x 15 = 75
  40


TABEL IX
CHI KUADRAT

Ketrampilan mengajar guru Disiplin belajar siswa Fo Fh Fo - Fh ( F0Fh)² (Fo-Fh)
Fh
( +) +
- 17
  8 12,5
12,5 4,5
-4,5 20,25
20,25 1,62
1,62
(-) +
- 3
12 7, 5
7,5 -4,5
4,5 20,25
20,25 2,70
2,70
  40 40 8,64

Jadi X ² = 8,64
Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan derajat kebebasan.
 Derajat kebebsan (db) dari table ( 2 x 2 ) diatas adalah :


Db = ( baris _1 ) ( kolom _1 ) ( k_1)
 = ( 2-1 ) ( 2-1)
 = 1 X 1
 = 1
hasil perhitungan derajat kebebasan ( db) = 1 dikonsultasikan dengan
X ² pada tabel nilai – nilai chi kuadrat tariff signifikasikan, maka diperoleh :
a. taraf kepercayaan 1 % = 6.635
b. taraf kepercayaan 5 % = 3. 841
menurut hasil perhitungan X² diatas = 8,64 sedangkan x² pada tabel nilai – nilai chi kuadrat, taraf signifikasikan adalah 6.635 dan 3.841
dengan demikian dapat diketahui bahwa X² hasil analisa lebih besar daripada X² tabel nilai – nilai chi kuadrat, baik dalam taraf signifikan 1 % maupun 5 %. Maka hal demikia disebut “ signifikan “
Sebagai Konsekuensinya dari hasil analisa signifikan adalah menolak hipotesa nihil ( Ho ) dan menerima hipotesa alternatif ( ha )
Jadi berdasarkan analisa tersebut dapat diketahui bahwa ada pengaruh partisipasi masyarakat terhadap pembelajaran di SMPN 2 Mojowarno Jombang.
Kemudian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tersebut ditimbulkan, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :



TABEL X
PROSENTASE PENGARUH
Ketrampilan Mengajar guru Disiplin belajar siswa F Prosentase % % Terbesar
+ +
- 17
8 42,50
20,00 43 %
- +
- 3
12 7, 50
30, 00 
  40 100 % 

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa skor yang menyatakan Ketrampilan mengajar guru sebanyak 17 + 3- 20 responden.
Dari 20 responden tersebut ternyata yang mempunyai disiplin belajar siswa secara baik sebanyak 17 responden ( 43 %), sedangkan yang termasuk disiplin belajar siswa kurang baik sebayak 12 responden ( 30 %).
Jadi prosentase pengaruh ketrampilan mengajar guru terhadap disiplin belajar siswa di SMP N 2 Mojowarno kabupaten Jombang adalah
17 x 100 %
 40
= 43 %
berdasarkan standar prosentase yang diajukan , maka prosentase 43 % termasuk kurang katagori “ Pengaruh kurang baik “


















BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Metode Ketrampilan guru mengajar yang diiterapkan telah berpengaruh terhadap peningkatan kedisiplinan belajar siswa di SMPN 2 Mojowarno.
2. Kreteria pengaruh yang ditimbulkan adalah termasuk katagori “ kurang baik “ berdasarkan Prosetase standar mencapai 43 %
B. Saran - Saran
Agar dapat diperoleh hasil keetrampilan yang Oktimal, dan Efektif penulis memberikan saran – saran sebagi berikut :
1. Kepada dewan guru hendaknya menggunakan dengan metode ketrampilan mengajar untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa.
2. Kepada Siswa – Siswi kelas dua SPMN 2 Mojowarno, hendaknya lebih disiplin baik didalam maupun diluar sekolah. 
Demikian saran yang dapat penulis berikan berdasarkan data penelitian yang penulis lakukan, di sekolah SMPN 2 Mojowarno, Jombang.
Demi kesempurnaan Skripsi ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seiiring dengan perkembangan dan dinamikan masyarakat serta perkembangan Ilmu pengetahuan dan tehnologi, sebab kesempurnaan yang hakiki hanyalah Milik Allah SWT, dan kepadanya kami memohon petunjuk.
























DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Maknun, 1996, PSIKOLOGI Kependidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya
Ahmad RUHANI, Abu AHMADI, 1991, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta Rineka Cipta
Ahmad Mudakir, Joko Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan, Bandung,CV Pustaka Setia
BalnadiSutadipura,199985, Aneka Problema Keguruan, Bandung,ANGKASA.
Bobbi De Porter Mrk Reardon, Sarah Singer-Nourie, 2001, Quantum Teaching, BANDUNG, Kaifa.
Depag RI, 1989, Al qur’an dan Terjemahnya, Bandung, Gema Risalah Press
Elisabeth. B. Hurlock, 1981, Perkembangaan Anak, Jakarta,Balai Pustaka
Fakultas Tarbiyah IKAHA, 1999, Keterampilan Dasar Mengajar , Jombang, Tarbiyah, Offset
 Imam Muslim , tt, Shohih Mu slim, Bandung , PT. Al Ma’arif
J.J. Hasibuan Moedjioa, 1993, Proses Belajar Mengajar, Bandung , Remaja Rosdakarya
Muhammad Sochid, 1997, Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, Jakarta Rineka Cipta
Muhammad Uzer Usman, 1998, Menjadi Guru Profesonal, Bndung, Remaja Rosda Karya.
Ngalim Poerwanto, 1997, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung ,PT. Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana, 1991, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung ,Sinar Baru 
Nasution , 1993,. Sosiologi Pendidik , Jakarta , Jermmar
Piet A.Sahertian .dan Ida Aleida Sahertian,1990, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservise Education , Jakarta , Rineka Cipta
Piet A.Sahartian ,1994, Dimensi Atministrasi Di Sekolah, Surabaya, Usaha Nasional
Syaiful Bahri Djamarah , 2000, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta Rineka Cipta
  


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUASKAH ANDA DAPATKAN DATA KAMI?

GAMBAR

GAMBAR
AKU LG SEDIH