BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumberdaya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam proses belajar mengajar salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswanya. Dalam memilih metode kadar keaktifan siswa harus selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode (multi metode) seperti Learning By Doing, Learning By Listering dan Learning By Playing.
Pada tahun 1998, UNESCO mencanangkan 4 pilar pendidikan, yaitu : (1) learning to know, yang juga berarti to learn, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya, (2) learning to do, yaitu belajar untuk memiliki kompetensi dasar dalam berhubungan dan situasi dan tim kerja yang berbeda-beda, (3) learning to life together, yaitu belajar untuk mampu mengapresiasikan dan mengamalkan kondisi saling ketergantungan, perdamaian intern dan antar bangsa, (4) learning to be, yaitu belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki hubungan dan tanggung jawab pribadi.
Untuk mengaplikasikan 4 pilar di atas seorang guru dalam mengelola pembelajaran yang kondusif, inovatif dan kreatif dengan tetap berpegang pada pendekatan pembelajaran diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan masa depan yang sabar, kompeten, mandiri kritis rasional, cerdas, kreatif dan siap menghadapi berbagai macam tantangan, dengan tetap bertawakal terhadap sang penciptaan.
Untuk kepentingan tersebut maka pemerintah menggalakkan diberlakukannya kurikulum baru 2004 yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan tuntutan reformasi, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan massa dan kesejahteraan sosial, lentur dan adaptasi terhadap berbagai perubahan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melahirkan (kompetensi) tugas-tugas dengan standard performansi itu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi itu .
Di dalam KBK terdapat berbagai macam strategi/metode tersebut yaitu metode belajar aktif (Active Learning) yaitu suatu metode belajar yang mana seorang siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Active Learning yaitu merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan-keterampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat mengajar satu sama lain.
Mukhtar mengemukakan bahwa participatory learning atau Active Learning yaitu siswa tidak lagi dianggap sebagai bejana kosong yang harus diisi penuh oleh pendidik, tetapi siswa justru sebagai manusia utuh untuk memiliki persaan, kehendak, cita-cita, pengalaman, kesenangan, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diusahakan supaya siswa berpartisipasi semaksimal mungkin di dalam ruang belajar.
Dalam proses pembelajaran aktif ini pendidik hanya berperan sebagai fasilitator atau mediator yang hanya bertugas memfasilitasi atau membantu siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berfikir yang intuitif dan holistik.
Dengan metode belajar aktif (Active Learning) ini dimaksudkan dapat merangsang pemikiran serta berbagai jenis pandangan siswa secara individu maupun kelompok sehingga pelajaran akan mencapai hasil yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan dengan melaksanakan penggunaan metode belajar aktif (Active Learning) yang mengedepankan potensi nalar dan emosinya.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi adalah merupakan masalah yang sangat penting dan merupakan syarat mutlak dalam belajar. Di sekolah sering terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. dalam masalah demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong anak-anak, agar mau bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya dalam proses belajar.
Banyak bukti anak-anak yang tidak berkembang oleh proses belajar diperolehnya motivasi yang tepat, maka anak perlu memperoleh motivasi. Sebab seorang anak yang memiliki motivasi akan dapat belajar lebih banyak dan cepat daripada mereka yang kurang atau sama sekali tidak memiliki motivasi.
Melihat fenomena ini guru harus dapat merubah kelas menjadi suasana kompetitif, aktif dan menyenangkan, yakni melalui metode pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi dan sangat berpengaruh sekali pada pembentukan jiwa anak seperti yang dikatakan Sardiman bahwa motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Islam memandang pendidikan sebagai proses yang terkait dengan upaya mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif (tugas hidup) sebagai khalifah Allah dimuka bumi, untuk maksud tersebut, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya berupa akal dan kemampuan belajar. Sebab itulah Allah berfirman dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Malik Fahdi bin Abdul Aziz As-Su’udi, 1971 : 1078).
Dalam ayat yang lain juga disebutkan :
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (Malik Fahdi bin Abdul Aziz As-Su’udi, 1971 : 406)
Seorang pelajar boleh jadi duduk berjam-jam bersama kawan-kawannya di dalam kelas. Dia tidak terlibat aktif dalam proses belajar dengan cara memperhatikan, mendengarkan, atau merasakan apa yang sedang berlangsung di dalam kelas belajar, ini berarti ia tidak mengalami belajar.
Firman Allah di atas menjelaskan bahwa keaktifan seseorang dalam kegiatan memperoleh petunjuk berpeluang kepada keaktifan sendiri. Penjelasan ini mengisyaratkan bahwa keaktifan pelajar dalam proses pembelajaran pada akhirnya berpeluang pada kemauan pelajar itu sendiri, maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada motivasi terhadap pelajaran yang sedang dipelajari.
Penulis mengadakan penelitian ini mengambil lokasi di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang. Tendensi yang dijadikan pijakan riil dan logis bagi pemilih adalah karena MTs. Darul Ulum Sumber Penganten merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tingkat atas yang berbasis Islam dan dalam kegiatan pembelajarannya sudah menerapkan pendekatan Quantum learning yang salah satu metodanya menggunakan Active Learning sebagai metode agar siswa bisa belajar efektif dengan melibatkan akal, emosi dan fisik siswa yang ditunjang pula dengan lingkungan yang mendukung secara mental dan fisik. Belajar aktif akan menghadapkan siswa pada tantangan-tantangan yang tidak bisa yang mengharuskannya untuk bekerja keras, aktif mencari sendiri informasi yang diperlukannya, karena pada kenyataannya seperti yang terjadi di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Kab.Jombang, masalah proses belajar PAI mengalami kendala. Di antara kendala yang dihadapi adalah dalam pembelajaran Fiqih yaitu kurang adanya kesadaran siswa dalam melakukan praktek agama, seperti shalat, haji, dan sebagainya. Padahal ajaran agama bukan hal yang bersifat teoritis tetapi suatu hal yang praktis.
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut di atas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Active Learning Terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa Bidang Studi Fiqih Di MTs. Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang”.
B. Rumusan Masalah
Dalam lapangan penelitian ilmiah, rumusan masalah memegang peranan penting, sebab dengan diketahuinya rumusan masalah dalam penelitian akan mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana pelaksanaan program Active Learning pada PAI Bidang studi Fiqih di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang?
2. Bagaimana motivasi belajar PAI Bidang studi Fiqih di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang?
3. Adakah pengaruh pelaksanaan program Active Learning terhadap motivasi belajar PAI siswa bidang Studi Fiqih di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang ?.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam melakukan kegiatan apapun, seseorang harus memiliki tujuan yang akan dicapai, begitu juga dengan penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak penulis capai antara lain :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Active Learning pada PAI Bidang Studi Fiqih di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI Bidang Studi Fiqih di MTs Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program Active Learning terhadap motivasi belajar PAI siswa Bidang Studi Fiqih di MTs. Darul Ulum Sumber Penganten Jogoroto Jombang.
D. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan dari istilah-istilah yang terkandung didalamnya.
- Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan orang.
- Active Learning
Adalah bahasa Inggris yang berarti belajar aktif. Belajar aktif adalah belajar dengan menggunakan otak, mempelajari gagasan memecahkan berbagai masalah dengan menerapakan apa yang dipelajari, jadi belajar aktif adalah belajar dengan melakukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah dimiliki atau harus dicapai.
- Motivasi Belajar
Merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar yang dimaksud disini adalah merupakan faktor yang bersifat non intelektual, peranannya yang khas yaitu dalam hal penumbuhan gairah merasa senang dan semangat untuk belajar.
- PAI
Adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
Yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam dalam penulisan skripsi ini adalah bidang studi atau mata pelajaran pendidikan agama Islam yang ada di sekolah yang dalam hal ini adalah Bidang Studi Fiqih yang berpautan dengan masalah-masalah alamiah yang dikerjakan oleh para mukalaf sehari-hari.
E. Alasan Memilih Judul
Hal-hal yang menjadi alasan dalam pemilihan judul skripsi ini adalah :
1. Metode Active Learning dapat merangsang perhatian siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar sehingga akan menimbulkan motivasi baru bagi siswa.
2. Karena motivasi merupakan potensi yang terdapat dalam jiwa manusia dimana peranannya sangatlah besar dalam pembentukan aktivitas individu.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis adalah sebagai upaya menemukan solusi baru bagi kekurangan mampuan pengajaran di sekolah dalam membangun suatu pemahaman ajaran agama yang integral.
2. Secara praktis (kegunaan lapangan)
a. Diharapkan dengan penelitian ini akan berguna bagi masyarakat pada
umumnya dalam kaitannya untuk mengembangkan metode Active Learning yang digunakan di lingkungannya.
b. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengembangkan ilmu pendidikan agama.
G. Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari gabungan dua kata, yaitu Hypo yang berarti kurang dari dan thesis berarti pendapat, menurut Suharsimi Arikunto Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dalam sebuah penelitian, hipotesis perlu dimunculkan sebagai gambaran awal kondisi obyek yang diteliti. Hipotesis hanyalah sebagai pijakan awal bukan kesimpulan. Langkah ini harus dilakukan supaya penelitian bisa berjalan sistematis, terarah dan mencapai apa yang menjadi tujuan.
Sedangkan Sutrisno Hadi, dalam bukunya metodologi research memberikan pengertian hipotesis sebagai berikut : “Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.
Berdasarkan pengertian Hopotesis di atas maka penulis mengajukan Hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesa kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Jadi Hipotesis ini menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan metode Active Learning terhadap motivasi belajar siswa.
2. Hipotesis nol (Null Hypothesis)
Hipotesa nol menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Jadi Hipotesis ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh penerapan metode Active Learning terhadap motivasi belajar siswa.
BAGI YANG BERMINAT ATAU MEMBUTUHKAN SKRIPSI YANG COCOK DENGAN YANG ANDA CRI SILAHKAN POSKAN PESANAN ANDA LEWAT SINI. KAMI MELAYANI SECARA ONLINE ATAU LANGSUNG DATANG SENDIRI KE "CAHAYA.COMP" ALAMAT KANTOR SUMBERBENDO JOGOROTO JOMBANG. 085649-615-631 /0321-698-2119 EMAIL CAHAYA.COMP@YAHOO.CO.ID
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar