BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat di sepanjang kehidupan, melali berbagai upaya yang langsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga merupakan pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Upaya ini berhasil jika guru mampu mendorongnya dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengembangkan kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, termasuk guru agama juga harus mampu membangkitkannya. Pendidikan agama yang dilakukan oleh guru agam adalah ditujukan untuk pembentkan sikap pembinaan kepercayaan agama dan akhlaq atau secara ringkas pembinaan kepribadian, disamping pemikiran pengetahuan agama.
Untuk dapat melaksanakan tugas fungsinya sangat diperlukan guru agama yang mempunyai kompetensi pendidikan yang mampu membekali anak didiknya dengan pengetahuan agama serta mampu membina kepribadian mereka menjadi
pribadi muslim yang dikehendaki. Menjadi guru tidak mudah, karena setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional. Seperti dalam dasar bidang kemampuan yang harus dimiliki seorang guru dalam PBM. Diantaranya kompetensi personal, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Oleh karena itu tidak semua orang bisa menjadi guru, karena seorang guru dituntut dapat memenuhi persyaratan tertentu, serta memiliki kompetensi dasar di bidangnya. Tugas merupakan tugas yang memerlukan keahlian tersendiri.
Ada sebuah hadits Nabi yang menyinggung masalah keahlian yang mana keahlian itu mutlak harus dimiliki oleh seorang guru agama sebagai orang yang diserahi tugas untuk mendidik.
“Dari Abi Huroiroh RA. Rosululloh SAW telah bersabda apabila sesuatu perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bkan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhori ).
Berkenaan dengan adanya gru yang profesioanal yang berkompeten, maka penting sekali penanaman dalam proses belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan, sebab proses belajar orang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Hal itu merupakan tanda, bahwa suatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Tingkah laku manusia merupakan kebutuhan penghargaan aktualisasi diri, mengetahui, mengerti akan kebutuhan nilai-nilai yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Maka jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi para siswa / remaja selalu berusaha memecahkan masalah sehingga tidak lagi mengganggu pribadinya. Dalam memecahkan masalah sebenarnya ada banyak cara yang dipakai oleh siswa atau seseorang. Salah satnya dengan memberikan dorongan aktifitas belajar (motivasi belajar). Yang dimaksud dengan motivasi belajar menurut MC. Donal adalah perbahan tenaga atau energi di dalam usaha mencapai tujuan.
Salah satu prinsip yang mendasari tingkah laku manusia ialah bahwa individu selal mengambil jalan terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa mungkin berpandangan bahwa di dalam kelas para siswa harus menjadikan dirinya kepada penguasa kurikulum, akan tetapi para siswa tidak selalu melihaat tugas sekolah melainkan juga keluarga dan masyarakat sebagai perkembangan yang baik, misalnya kenaikan tingkat. Penghargaan pujian dan sebagainya untuk mendorong murid agar mau belajar.
Selain dari uraian diatas, bahwa dalam lingkungan pendidikan keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam mencapai pembelajaran (motivasi belajar) diperlukan perilaku keagamaan untuk mencapai cita-citanya baik it hubungan terhadap Tuhan, orang tua, teman maupun terhadap orang banyak.
Dengan demikian tolok ukur yang digunakan dalam sikap moral untuk mengukur tingkah laku manusia, adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Islam mengajarkan umatnya hidup bermasyarakat, mereka saling tolong-menolong antara satu dengan lainnya dalam memecahkan segala persoalan demi untuk kebaikan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Al-Madah ayat 2 :
•••
“Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Depag RI, 1992 : 157).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang ?
2. Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa ?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih fokusnya penelitian ini, maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Kompetensi guru PAI dibatasi pada bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.
2. Motivasi belajar siswa dibatasi pada keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
D. Penegasan Judul
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan masing-masing istilah dalam judul di atas.
PENGARUH : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
KOMPETENSI : kewenangan untuk menentukan / memutuskan sesuatu.
GURU : orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
PAI : adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
Yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam dalam penulisan skripsi ini adalah bidang studi atau mata pelajaran pendidikan agama Islam yang ada di sekolah yang dalam hal ini adalah yang berpautan dengan masalah-masalah alamiah yang dikerjakan oleh para mukalaf sehari-hari.
TERHADAP : kata depan untuk menandai arah; kepada; lawan.
MOTIVASI : dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.
BELAJAR : proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
SISWA : murid, anak (orang) yang sedang berguru, belajar atau bersekolah.
Jadi yang dimaksud dengan judul tersebut di atas adalah kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara komptensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang.
2. Sejauh mana pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang
F. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai nilai baik bersifat teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan khusus dalam dunia pendidikan.
2. Bagi guru dapat memberikan konstribusi pemikiran tentang pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
3. Bagi orang tua mengetahui pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
4. Bagi lembaga pendidikan sebagai penambah informasi tentang pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
G. Hipotesis Penelitian
Sebelum sampai pada penerapan hipotesa, maka peneliti kemukakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hipotesa. Menurut pendapat Netra “Hipotesa berarti suatu pernyataan yang belum sepenuhnya diakui kebenarannya”. Kebenaran dari pendapat dalam hipotesa perlu diuji kebenarannya memalui bukti-bukti secara empiris, yakni melalui data-data atau fakta dilapangan.
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis Alternatif ini biasa disebut dengan hipotesis kerja yang menyatakan adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dengan demikian hipotesis alternatif dalam penelitian ini menyatakan :
“ Ada pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis Nol sering disebut dengan Hipotesis Statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). dengan demikian hipotesis nol dalam peneltian ini menyatakan :
“Tidak Ada pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
H. Methodologi Penelitian
1. Populasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian selalu berhubungan dengan obyek yang diteliti baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang terjadi. Langkah awal yang harus diperhatikan apabila mengadakan penelitian adalah menentukan dahulu obyek penelitian yang didalamnya meliputi pola lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian.
Menurut Dr.Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, mengatakan bahwa Populasi adalah “keseluruan subyek dalam penelitian”.
Sedangkan menurut Sukandarrumidi Populasi adalah : “ keseluruan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa atau gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama”
Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Populasi bersifat homogen : yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama.
b. Populasi bersifat heterogen : yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya secara kualitatif maupun kuantitatif
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang yang berjumlah 200 siswa dengan rincian sebagai berikut :
NO KELAS JUMLAH SISWA
1 KELAS I 37
2 KELAS II 33
3 KELAS III 36
4 KELAS IV 34
5 KELAS V 31
6 KELAS VI 29
JUMLAH 200
( Sumber data : bagian Tata Usaha SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang )
2. Sampel Penelitian
Yang dimaksud dengan sampel menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel adalah :
1. Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi.
2. Mewakili dari populasi.
3. Dapat dipergunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis.
Dalam menentukan besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku, tetapi untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Mengingat besarnya jumlah siswa SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang serta adanya keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka peneliti tidak akan meneliti seluruh populasi yang ada, tetapi mengambil sebagian dari populasi, yaitu 25 % dari populasi yang berjumlah 200 siswa, sehingga sampel yang didapatkan adalah 50 siswa..
3. Prosedur Tehnik Sampling
Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memperoleh sampel yang sifat dan cici-cirinya mendekati populasi, maka diperlukan teknik dalam pengambilan sampel yang dapat mewakili populasi. Hal ini disebut teknik sampling. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Adapun dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling random sampling, sampel acak atau sampel campur.
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
4. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Berdasarkan pada teori dan model hipotesis yang peneliti ajukan, maka variabel penelitian dan definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :
Variabel X : Variabel bebas (Independent variabel) yaitu Kompetensi Guru PAI yang didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki orang yang berprofesi sebagai guru. PAI.
Varibael Y : Variabel terikat (Dependent variabel) yaitu Motivasi Belajar siswa yang didefinisikan sebagai kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid.
Didalam instrumen ini akan dijabarkan variabel-variabel penelitian, sub variabel, Indikator, sumber data dan metode pengumpulan data, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Kompetensi Guru PAI
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber data Teknik
Kompetensi Guru PAI Kepribadian
Program Pengajaran - Mengembangkan kepribadian
- Menguasai landasan kepribadian
- Menguasai bahan pengajaran
- Menyusun program pengajaran
- Melaksanakan program pengajaran
- Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
- Menyelenggarakan bimbingan
- Menyelenggarakan administrasi
- Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
- Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran Siswa Angket
Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber data Teknik
Motivasi belajar Instrinsik
Ekstrinsik
- Ingin berprestasi
- Ingin maju dalam belajar
- Ingin meningkatkan pengetahuan
- Ingin mencapai keberhasilan
- Mendapatkan hadiah
- Mendapatkan pujian
- Mendapatkan nilai
- Memberikan hukuman Siswa Angket
5. Methode Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut :
a. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset ini bertujuan untuk mendapatkan dasar - dasar teoritis mengenai hal – hal yang akan diteliti dengan membaca literature, peraturan-
peraturan, dan bacaan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
b. Metode Observasi
Observasi adalah “ pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki ”.
Ciri-ciri observasi adalah :
a. Mempunyai arah yang khusus.
b. Dilakukan dengan suatu sistematika, bukan sesuka hati.
c. Bersifat kwantitatif, mencatat jumlah peristiwa tentang tipe tertentu.
d. Melakukan pencatatan dengan segera, bukan mengandalkan dan menyandarkan diri pada ingatan.
e. Menuntut suatu keahlian, artinya dilakukan oleh seseorang yang memang sudah terlatih untuk melakukan itu.
f. Hasil observasi dapat dicheck dan dibuktikan.
Metode ini digunakan untuk mengamati program kedisiplinan dan dukungan guru terhadap program ini dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar.
Sedangkan data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah :
- Keadaan lingkungan sekolah.
- Denah Sekolah.
- Fasilitas yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
- Kegiatan dalam belajar mengajar.
c. Metode Interview
Yang dimaksud dengan interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal. Dengan interview dapat diketahui tingkat penguasaan materi.
Metode ini kami gunakan untuk memperoleh data tentang :
- Tinjauan historis.
- Strategi yang digunakan guru dalam mendisiplinkan siswa.
d. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner adalah “teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi”. Di dalam teknik pengumpulan data dengan kuesioner terdapat asumsi sebagai berikut :
1. Subyek dalam hal ini responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan oleh subyek adalah benar dan dapat dipercaya,
3. Interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan sama dengan yang dimaksudkan oleh penyelidik.
4. Subyek menguasai dan mampu menjawab sendiri masalah yang ditanyakan.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat disiplin belajar siswa yang diteliti. Adapun untuk memberi skor pada masing-masing jawaban dari angket yang disebar pada responden adalah sebagai berikut :
a. selalu : nilai = 4
b. sering : nilai = 3
c. kadang-kadang : nilai = 2
d. tidak pernah : nilai = 1
e. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.
Metode ini sengaja diambil untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah tempat mengadakan penelitian.
6. Methode Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan analisa data kuantitatif. Metode analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket dengan menggunakan teknik prosentase.
Adapun rumusannya adalah :
dengan pengertian :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah individu.
Dengan menggunakan standard sebagai berikut :
76 % - 100 % = baik
56 % - 75 % = cukup
40 % - 55 % = kurang baik
40 % - ke bawah = tidak baik.
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di muka dan agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka alat analisis yang digunakan adalah Korelasi Chi Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
Karena fh (frekuensi yang diharapkan) belum diketahui, maka dicari rumus :
Atau disingkat :
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan penelitian (skripsi) ini, memakai sistem pembahasan yang terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisikan sub-sub, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, penegasan judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, methodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori ini merupakan acuan teoritis dalam pembahasan skripsi dalam bab ini meliputi : pembahasan kompetensi guru, pembahasan tentang motivasi belajar, pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang : Gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisa data
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang di dalamnya memuat kesimpulan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah dan saran-saran sebagai masukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan tersebut dan penutup.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat di sepanjang kehidupan, melali berbagai upaya yang langsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah keluarga merupakan pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Upaya ini berhasil jika guru mampu mendorongnya dan mengarahkan murid-muridnya belajar mengembangkan kreatifitas, pengetahuan dan keterampilan, termasuk guru agama juga harus mampu membangkitkannya. Pendidikan agama yang dilakukan oleh guru agam adalah ditujukan untuk pembentkan sikap pembinaan kepercayaan agama dan akhlaq atau secara ringkas pembinaan kepribadian, disamping pemikiran pengetahuan agama.
Untuk dapat melaksanakan tugas fungsinya sangat diperlukan guru agama yang mempunyai kompetensi pendidikan yang mampu membekali anak didiknya dengan pengetahuan agama serta mampu membina kepribadian mereka menjadi
pribadi muslim yang dikehendaki. Menjadi guru tidak mudah, karena setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional. Seperti dalam dasar bidang kemampuan yang harus dimiliki seorang guru dalam PBM. Diantaranya kompetensi personal, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Oleh karena itu tidak semua orang bisa menjadi guru, karena seorang guru dituntut dapat memenuhi persyaratan tertentu, serta memiliki kompetensi dasar di bidangnya. Tugas merupakan tugas yang memerlukan keahlian tersendiri.
Ada sebuah hadits Nabi yang menyinggung masalah keahlian yang mana keahlian itu mutlak harus dimiliki oleh seorang guru agama sebagai orang yang diserahi tugas untuk mendidik.
“Dari Abi Huroiroh RA. Rosululloh SAW telah bersabda apabila sesuatu perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bkan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhori ).
Berkenaan dengan adanya gru yang profesioanal yang berkompeten, maka penting sekali penanaman dalam proses belajar. Motivasi belajar sangat diperlukan, sebab proses belajar orang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Hal itu merupakan tanda, bahwa suatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Tingkah laku manusia merupakan kebutuhan penghargaan aktualisasi diri, mengetahui, mengerti akan kebutuhan nilai-nilai yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Maka jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi para siswa / remaja selalu berusaha memecahkan masalah sehingga tidak lagi mengganggu pribadinya. Dalam memecahkan masalah sebenarnya ada banyak cara yang dipakai oleh siswa atau seseorang. Salah satnya dengan memberikan dorongan aktifitas belajar (motivasi belajar). Yang dimaksud dengan motivasi belajar menurut MC. Donal adalah perbahan tenaga atau energi di dalam usaha mencapai tujuan.
Salah satu prinsip yang mendasari tingkah laku manusia ialah bahwa individu selal mengambil jalan terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa mungkin berpandangan bahwa di dalam kelas para siswa harus menjadikan dirinya kepada penguasa kurikulum, akan tetapi para siswa tidak selalu melihaat tugas sekolah melainkan juga keluarga dan masyarakat sebagai perkembangan yang baik, misalnya kenaikan tingkat. Penghargaan pujian dan sebagainya untuk mendorong murid agar mau belajar.
Selain dari uraian diatas, bahwa dalam lingkungan pendidikan keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam mencapai pembelajaran (motivasi belajar) diperlukan perilaku keagamaan untuk mencapai cita-citanya baik it hubungan terhadap Tuhan, orang tua, teman maupun terhadap orang banyak.
Dengan demikian tolok ukur yang digunakan dalam sikap moral untuk mengukur tingkah laku manusia, adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Islam mengajarkan umatnya hidup bermasyarakat, mereka saling tolong-menolong antara satu dengan lainnya dalam memecahkan segala persoalan demi untuk kebaikan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Al-Madah ayat 2 :
•••
“Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Depag RI, 1992 : 157).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang ?
2. Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa ?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih fokusnya penelitian ini, maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Kompetensi guru PAI dibatasi pada bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.
2. Motivasi belajar siswa dibatasi pada keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
D. Penegasan Judul
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan masing-masing istilah dalam judul di atas.
PENGARUH : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
KOMPETENSI : kewenangan untuk menentukan / memutuskan sesuatu.
GURU : orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.
PAI : adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).
Yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam dalam penulisan skripsi ini adalah bidang studi atau mata pelajaran pendidikan agama Islam yang ada di sekolah yang dalam hal ini adalah yang berpautan dengan masalah-masalah alamiah yang dikerjakan oleh para mukalaf sehari-hari.
TERHADAP : kata depan untuk menandai arah; kepada; lawan.
MOTIVASI : dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.
BELAJAR : proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
SISWA : murid, anak (orang) yang sedang berguru, belajar atau bersekolah.
Jadi yang dimaksud dengan judul tersebut di atas adalah kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara komptensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang.
2. Sejauh mana pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang
F. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai nilai baik bersifat teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan khusus dalam dunia pendidikan.
2. Bagi guru dapat memberikan konstribusi pemikiran tentang pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
3. Bagi orang tua mengetahui pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
4. Bagi lembaga pendidikan sebagai penambah informasi tentang pentingnya kompetensi guru terhadap motivasi belajar dan kepribadian siswa.
G. Hipotesis Penelitian
Sebelum sampai pada penerapan hipotesa, maka peneliti kemukakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hipotesa. Menurut pendapat Netra “Hipotesa berarti suatu pernyataan yang belum sepenuhnya diakui kebenarannya”. Kebenaran dari pendapat dalam hipotesa perlu diuji kebenarannya memalui bukti-bukti secara empiris, yakni melalui data-data atau fakta dilapangan.
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis Alternatif ini biasa disebut dengan hipotesis kerja yang menyatakan adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dengan demikian hipotesis alternatif dalam penelitian ini menyatakan :
“ Ada pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis Nol sering disebut dengan Hipotesis Statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). dengan demikian hipotesis nol dalam peneltian ini menyatakan :
“Tidak Ada pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa di SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang”.
H. Methodologi Penelitian
1. Populasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian selalu berhubungan dengan obyek yang diteliti baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang terjadi. Langkah awal yang harus diperhatikan apabila mengadakan penelitian adalah menentukan dahulu obyek penelitian yang didalamnya meliputi pola lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian.
Menurut Dr.Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, mengatakan bahwa Populasi adalah “keseluruan subyek dalam penelitian”.
Sedangkan menurut Sukandarrumidi Populasi adalah : “ keseluruan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa atau gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama”
Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Populasi bersifat homogen : yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama.
b. Populasi bersifat heterogen : yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya secara kualitatif maupun kuantitatif
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang yang berjumlah 200 siswa dengan rincian sebagai berikut :
NO KELAS JUMLAH SISWA
1 KELAS I 37
2 KELAS II 33
3 KELAS III 36
4 KELAS IV 34
5 KELAS V 31
6 KELAS VI 29
JUMLAH 200
( Sumber data : bagian Tata Usaha SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang )
2. Sampel Penelitian
Yang dimaksud dengan sampel menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel adalah :
1. Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi.
2. Mewakili dari populasi.
3. Dapat dipergunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis.
Dalam menentukan besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku, tetapi untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Mengingat besarnya jumlah siswa SDN Mojowangi II Mojowarno Jombang serta adanya keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka peneliti tidak akan meneliti seluruh populasi yang ada, tetapi mengambil sebagian dari populasi, yaitu 25 % dari populasi yang berjumlah 200 siswa, sehingga sampel yang didapatkan adalah 50 siswa..
3. Prosedur Tehnik Sampling
Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memperoleh sampel yang sifat dan cici-cirinya mendekati populasi, maka diperlukan teknik dalam pengambilan sampel yang dapat mewakili populasi. Hal ini disebut teknik sampling. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Adapun dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling random sampling, sampel acak atau sampel campur.
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
4. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Berdasarkan pada teori dan model hipotesis yang peneliti ajukan, maka variabel penelitian dan definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :
Variabel X : Variabel bebas (Independent variabel) yaitu Kompetensi Guru PAI yang didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki orang yang berprofesi sebagai guru. PAI.
Varibael Y : Variabel terikat (Dependent variabel) yaitu Motivasi Belajar siswa yang didefinisikan sebagai kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid.
Didalam instrumen ini akan dijabarkan variabel-variabel penelitian, sub variabel, Indikator, sumber data dan metode pengumpulan data, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Kompetensi Guru PAI
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber data Teknik
Kompetensi Guru PAI Kepribadian
Program Pengajaran - Mengembangkan kepribadian
- Menguasai landasan kepribadian
- Menguasai bahan pengajaran
- Menyusun program pengajaran
- Melaksanakan program pengajaran
- Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
- Menyelenggarakan bimbingan
- Menyelenggarakan administrasi
- Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
- Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran Siswa Angket
Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator Sumber data Teknik
Motivasi belajar Instrinsik
Ekstrinsik
- Ingin berprestasi
- Ingin maju dalam belajar
- Ingin meningkatkan pengetahuan
- Ingin mencapai keberhasilan
- Mendapatkan hadiah
- Mendapatkan pujian
- Mendapatkan nilai
- Memberikan hukuman Siswa Angket
5. Methode Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut :
a. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset ini bertujuan untuk mendapatkan dasar - dasar teoritis mengenai hal – hal yang akan diteliti dengan membaca literature, peraturan-
peraturan, dan bacaan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
b. Metode Observasi
Observasi adalah “ pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki ”.
Ciri-ciri observasi adalah :
a. Mempunyai arah yang khusus.
b. Dilakukan dengan suatu sistematika, bukan sesuka hati.
c. Bersifat kwantitatif, mencatat jumlah peristiwa tentang tipe tertentu.
d. Melakukan pencatatan dengan segera, bukan mengandalkan dan menyandarkan diri pada ingatan.
e. Menuntut suatu keahlian, artinya dilakukan oleh seseorang yang memang sudah terlatih untuk melakukan itu.
f. Hasil observasi dapat dicheck dan dibuktikan.
Metode ini digunakan untuk mengamati program kedisiplinan dan dukungan guru terhadap program ini dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar.
Sedangkan data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah :
- Keadaan lingkungan sekolah.
- Denah Sekolah.
- Fasilitas yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
- Kegiatan dalam belajar mengajar.
c. Metode Interview
Yang dimaksud dengan interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal. Dengan interview dapat diketahui tingkat penguasaan materi.
Metode ini kami gunakan untuk memperoleh data tentang :
- Tinjauan historis.
- Strategi yang digunakan guru dalam mendisiplinkan siswa.
d. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner adalah “teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi”. Di dalam teknik pengumpulan data dengan kuesioner terdapat asumsi sebagai berikut :
1. Subyek dalam hal ini responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan oleh subyek adalah benar dan dapat dipercaya,
3. Interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan sama dengan yang dimaksudkan oleh penyelidik.
4. Subyek menguasai dan mampu menjawab sendiri masalah yang ditanyakan.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat disiplin belajar siswa yang diteliti. Adapun untuk memberi skor pada masing-masing jawaban dari angket yang disebar pada responden adalah sebagai berikut :
a. selalu : nilai = 4
b. sering : nilai = 3
c. kadang-kadang : nilai = 2
d. tidak pernah : nilai = 1
e. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.
Metode ini sengaja diambil untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah tempat mengadakan penelitian.
6. Methode Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan analisa data kuantitatif. Metode analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket dengan menggunakan teknik prosentase.
Adapun rumusannya adalah :
dengan pengertian :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah individu.
Dengan menggunakan standard sebagai berikut :
76 % - 100 % = baik
56 % - 75 % = cukup
40 % - 55 % = kurang baik
40 % - ke bawah = tidak baik.
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di muka dan agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka alat analisis yang digunakan adalah Korelasi Chi Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
Karena fh (frekuensi yang diharapkan) belum diketahui, maka dicari rumus :
Atau disingkat :
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan penelitian (skripsi) ini, memakai sistem pembahasan yang terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini berisikan sub-sub, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, penegasan judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, methodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori ini merupakan acuan teoritis dalam pembahasan skripsi dalam bab ini meliputi : pembahasan kompetensi guru, pembahasan tentang motivasi belajar, pengaruh kompetensi guru PAI terhadap motivasi belajar siswa.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang : Gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisa data
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang di dalamnya memuat kesimpulan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah dan saran-saran sebagai masukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan tersebut dan penutup.
Adakah skripsi tentang pengaruh pendidikan agama islam terhadap kepribadian siswa
BalasHapusada gak skripsi tentang pengembangan kompetensi belajar
BalasHapus