BAGI YANG BERMINAT ATAU MEMBUTUHKAN SKRIPSI YANG COCOK DENGAN YANG ANDA CRI SILAHKAN POSKAN PESANAN ANDA LEWAT SINI. KAMI MELAYANI SECARA ONLINE ATAU LANGSUNG DATANG SENDIRI KE "CAHAYA.COMP" ALAMAT KANTOR SUMBERBENDO JOGOROTO JOMBANG. 085649-615-631 /0321-698-2119 EMAIL CAHAYA.COMP@YAHOO.CO.ID

Rabu, 25 November 2009

Studi Tentang Pengaruh Kedisiplinan Siswa di Bidang Bahasa Arab terhadap Peningkatan Kemampuan Berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogorot

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Individu manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun, tetapi ia telah dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai berbagai pengetahuan dan peradaban. Dengan memfungsikan fitrah itulah ia belajar dari lingkungan dan masyarakat orang dewasa yang mendirikan institusi pendidikan. Kondisi awal individu dan proses pendidikannya tersebut diisyaratkan oleh Allah di dalam firman Nya surat An-Nahl ayat 78 sebagai berikut :
    •             

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”  

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan merupakan kegiatan manusia untuk memanusiakan manusia sendiri, yaitu agar manusia berbudaya. Meskipun pendidikan merupakan gejala yang universal atau 
umum dalam kehidupan masyarakat, namun perbedaan pandangan hidup atau filsafat yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat bahkan individu menyebabkan adanya perbedaan di dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat universal, pendidikan juga bersifat nasional bahkan dapat pula bersifat individual. Pendidikan merupakan perbuatan atau tindakan yang diarahkan kepada manusia agar potensi-potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara nyata.
Dengan demikian, tujuan nasional suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa. Juga halnya dengan pendidikan di negara Indonesia mempunyai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 
Agar tujuan pendidikan nasional ini tercapai, maka harus didirikan institusi-institusi pendidikan (Perguruan Tinggi, Akademi, Sekolah). Diadakannya setiap bagian itu, misalnya institusi-institusi, tentulah mempunyai tujuan. Meskipun tujuan dari setiap institusi itu tidak sama, tetapi tetap tidak keluar dari tujuan yang pokok ialah mendukung tujuan pendidikan nasional. Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui tingkat dan jenis pendidikan tertentu. 
Suatu institusi misalkan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) memiliki tujuan institusional yang harus dicapai. Oleh karena itu sesuai dengan namanya institusi pendidikan, institusi itu menyediakan sejumlah bidang studi yang ditawarkan kepada pelajar untuk dikuasainya. Tujuan yang harus dicapai pada bidang studi itu disebut tujuan kurikuler. Karena setiap bidang itu luas, maka bidang-bidang studi itu dibagi-bagi kedalam pokok bahasan-pokok bahasan (topik-topik) yang diajarkan yang tujuan mengajarkannya disebut tujuan intruksional.
Bahasa Arab yang merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di institusi-institusi juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai seoptimal mungkin sesuai yang diharapkan, maka dalam mengajarkannya diperlukan suatu strategi yang baik dalam mengajarkannya. Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah dibutuhkan disiplin belajar yang tinggi dari setiap siswa sebagai modal utama agar keberhasilan penyampaian materi dapat diserap dengan baik. 
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar semata-mata tidak hanya dapat dibebankan kepada guru semata, akan tetapi kepada semua komponen yang saling 
mendukung baik kepala sekolah, guru terlebih-lebih adalah siswa sebagai obyek sekaligus subyek dari pelaksanaan transformasi pengetahuan.
Dengan adanya perubahan sistem belajar mengajar, tentunya siswa dituntut untuk belajar lebih aktif, efektif dan efisien baik belajar secara individu maupun belajar secara kelompok. Agar dalam belajar itu lebih efektif dan efisien, maka siswa perlu aturan-aturan atau tata tertib sebagai pedoman dalam belajar, baik tata tertib yang dibuat oleh sekolah atau tata tertib yang dibuat sendiri sebagai aturan di rumah.
Jadi pada dasarnya kedisiplinan itu merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, begitu juga dalam pendidikan dan pembelajaran . Karena anak yang mempunyai IQ ( kemampuan berfikir ) yang tinggi mungkin akan mengalami kegagalam dalam mencapai prestasinya disebabkan kurang disiplin dalam belajar. Sebaliknya semakin tinggi kedisiplinan yang diberikan kepada siswa semakin berhasil pula prestasinya.
Dari hal-hal dan fenomena tersebut diatas, maka mendorong penulis untuk meneliti bagaimana pengaruh kedisiplinan siswa di bidang Bahasa Arab terhadap kemampuan berbahasa Arab dengan mengambil judul penelitian :
“Studi Tentang Pengaruh Kedisiplinan Siswa di Bidang Bahasa Arab terhadap Peningkatan Kemampuan Berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang”.
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kedisiplinan belajar siswa terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab pada siswa MTs Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang ?
2. Jika ada, sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh kedisiplinan belajar siswa di bidang bahasa Arab terhadap kemampuan berbahasa Arab ?
C. Asumsi dan Batasan Masalah 
1. Asumsi-asumsi
Dalam penelitian ini berpijak pada anggapan dasar sebagai berikut :
a. Setiap siswa mempunyai kemauan yang berbeda dalam melaksanakan kedisiplinan belajar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Arab..
b. Kemampuan berbahasa Arab yang dimiliki oleh masing-masing siswa adalah mencerminkan kedisiplinan belajar yang sesungguhnya khususnya di bidang Bahasa Arab..
c. Faktor-faktor diluar yang mempengaruhi kemampuan berbahasa Arab selain kedisiplinan belajar diabaikan.

2. Batasan Masalah :
Untuk lebih fokusnya penelitian ini, maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut : 
1. Kedisiplinan Belajar Siswa di bidang bahasa Arab dibatasi pada ketaatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di bidang bahasa Arab.
2. Kemampuan Berbahasa Arab dibatasi pada kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa Arab dalam berbicara setiap hari.

D. Penegasan Judul
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran dalam menanggapi permasalahan ini, maka dipandang perlu untuk mengemukakan secara ringkas beberapa istilah yang dipakai dalam judul penelitian ini :
STUDI : penelitian ilmiah; kajian ; telaahan. 
TENTANG : hal; perihal; mengenai. 
PENGARUH : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 
KEDISIPLINAN : berasal dari kata “disiplin” yang berarti ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata tertib dan sebagainya) lalu mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an”, sehingga menjadi kedisiplinan. 
SISWA : murid. 
BIDANG : segi pandangan, aspek, 
BAHASA ARAB : bahasa yang digunakan oleh bangsa Arab. 
TERHADAP : kata depan untuk menandai arah; kepada; lawan. 
KEMAMPUAN : berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, yang selanjutnya kata mampu mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an” yang artinya kesanggupan atau kecakapan. 
BERBAHASA : memakai (menggunakan bahasa). 
ARAB : nama bangsa Arab di Jazirah Arab dan Timur Tengah. 
Jadi yang dimaksud dengan judul tersebut di atas adalah ketaatan belajar siswa di bidang bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang.
E. Tujuan Penelitian 
Adapun tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh Kedisiplinan Belajar siswa terhadap kemampuan berbahasa Arab di MTs Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kedisiplinan belajar siswa terhadap kemampuan berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tentunya mempunyai manfaat yang merupakan hasil guna dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat :
1. Dapat memberikan masukan kepada institusi yang diteliti yaitu MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar (KBM).
2. Menambah luasnya khazanah ilmu pengetahuan bagi para pendidik baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, sehingga akan lebih mengetahui keadaan yang sesungguhnya terjadi dalam pendidikan dan masyarakat.
3. Dapat dijadikan sebagai pelengkap, bahan pertimbangan, dan referensi perpustakaan di STAI Taswirul Afkar Surabaya bagi peneliti-peneliti lain.

G. Hipotesis Penelitian
Sebelum sampai pada penerapan hipotesa, maka peneliti kemukakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hipotesa. Menurut pendapat Netra “Hipotesa berarti suatu pernyataan yang belum sepenuhnya diakui kebenarannya”. Kebenaran dari pendapat dalam hipotesa perlu diuji kebenarannya memalui bukti-bukti secara empiris, yakni melalui data-data atau fakta dilapangan.
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : 
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis Alternatif ini biasa disebut dengan hipotesis kerja yang menyatakan adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dengan demikian hipotesis alternatif dalam penelitian ini menyatakan :
“ Ada pengaruh kedisiplinan belajar siswa di bidang bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis Nol sering disebut dengan Hipotesis Statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik. Hipotesis Nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). dengan demikian hipotesis nol dalam peneltian ini menyatakan :
“Tidak adanya pengaruh kedisiplinan belajar siswa di bidnag bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab di MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang.


H. Methodologi Penelitian
 1. Populasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian selalu berhubungan dengan obyek yang diteliti baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala yang terjadi. Langkah awal yang harus diperhatikan apabila mengadakan penelitian adalah menentukan dahulu obyek penelitian yang didalamnya meliputi pola lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian.
Menurut Dr.Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, mengatakan bahwa Populasi adalah “keseluruan subyek dalam penelitian”. 
Sedangkan menurut Sukandarrumidi Populasi adalah : “ keseluruan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa atau gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama” 
Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Populasi bersifat homogen : yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama.
b. Populasi bersifat heterogen : yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya secara kualitatif maupun kuantitatif 
Penilitian yang penulis lakukan ini, mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Peneliti telah kenal dengan sebagian guru maupun staf MTs Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang sehingga mudah untuk melakukan orientasi dan penyesuaian yang berkenaan dengan penelitian.
b. Jarak antara rumah peneliti dengan lokasi MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo lebih dekat bila dibandingkan dengan MTs-MTs lainnya sehingga memudahkan transportasi, efisiensi waktu, biaya serta tenaga.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka peneliti beranggapan bahwa proses penelitian yang dilakukan di MTs Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang tersebut dapat memperlancar kegiatan yang direncanakan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Nurul Qur’an Bendungrejo Jogoroto Jombang yang berjumlah 300 siswa dengan rincian sebagai berikut : 



REKAPITULASI JUMLAH SISWA 
MTS. NURUL QUR’AN
Bendungrejo Jogoroto Jombang
Tahun Pelajaran 2004 / 2005
NO KELAS JUMLAH SISWA 
1 KELAS I A 49
2 KELAS 1 B 49
3 KELAS I C 51
4 KELAS II A 39
5 KELAS II B 40
6 KELAS III A 36
7 KELAS III B 36
JUMLAH 300

( Sumber data : bagian Tata Usaha MTs. Nurul Qur’an)
2. Sampel Penelitian
Yang dimaksud dengan sampel menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel adalah :
1. Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi.
2. Mewakili dari populasi.
3. Dapat dipergunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis. 
Dalam menentukan besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku, tetapi untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. 
Mengingat besarnya jumlah siswa MTs. Nurul Qur'an Bendungrejo Jogoroto Jombang serta adanya keterbatasan waktu, biaya serta tenaga, maka peneliti tidak akan meneliti seluruh populasi yang ada, tetapi mengambil sebagian dari populasi, yaitu 25 % dari populasi yang berjumlah 300 siswa, sehingga sampel yang didapatkan adalah 75 siswa.
3. Prosedur Tehnik Sampling
Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memperoleh sampel yang sifat dan cici-cirinya mendekati populasi, maka diperlukan teknik dalam pengambilan sampel yang dapat mewakili populasi. Hal ini disebut teknik sampling. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Adapun dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling random sampling, sampel acak atau sampel campur.
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. 
4. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 
Berdasarkan pada teori dan model hipotesis yang peneliti ajukan, maka variabel penelitian dan definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :
Variabel X : Variabel bebas (Independent variabel) yaitu kedisiplinan belajar siswa di bidang bahasa Arab yang didefinisikan sebagai tingkat kepatuhan atau ketaatan siswa didalam mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar Bahasa Arab dan segala peraturan-peraturan di sekolah.
Varibael Y : Variabel terikat (Dependent variabel) yaitu kemampuan berbahasa Arab yang didefinisikan sebagai kesanggupan atau kecakapan menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis yang meliputi : menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, baik bersifat reseptif maupun produktif.
Didalam instrumen ini akan dijabarkan variabel-variabel penelitian, sub variabel, Indikator, sumber data dan metode pengumpulan data, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Konsep Variabel Indikator Sumber Data Metode
Pengaruh kedisiplinan siswa di bidang bahasa Arab terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Arab Kedisiplinan siswa 













Peningkatan kemampuan berbahasa Arab - Presensi siswa
- Jam hadir siswa
- Penyelesaian tugas
- Perpustakaan


- Presensi kegiatan siswa 



- Presensi BP


- Kegiatan belajar di rumah

- Kecakapan siswa dalam menjawab pertanyaan bahasa Arab di kelas
- Siswa dapat memperagakan dialog berbahasa Arab di kelas
- Siswa dapat mengikuti percakapan bahasa Arab ketika guru mengajarkan materi muhadatsah secara langsung berbahasa Arab
- Siswa dapat mengucapkan bahasa Arab dengan lahjah (aksen) Arab
- Metode yang dipakai pengajar dapat dipahami oleh siswa sehingga menambah kecakapannya dalam berbahasa Arab
- Siswa menggunakan bahasa Arab di setiap hari
- Siswa berbahasa Arab bersama teman di ruang kelas
- Siswa berbahasa Arab dengan guru ketika di ruang kelas
- Semenjak mengenal bahasa Arab di sekolah kemampuan siswa dalam muhadatsah baik
- Banyak kosa kata Arab yang telah dikuasai oleh siswa 
 Buku absen
Jurnal
Daftar nilai guru
Buku absen peminjaman buku perpus.
Jurnal kegiatan ekstrakurikuler


Buku pelanggaran tata tertib

Siswa 

Siswa Angket














Angket
 

5. Methode Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No.0259/V/1977 tanggal 11 Juli 1977 yang disebutkan bahwa “ Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Dalam melakukan penelitian peneliti mencari beberapa data yang diperlukan untuk menjawab dengan tepat terhadap hipotesa yang disajikan. Agar semua kebutuhan data-data dalam penelitian ini terpenuhi, maka peneliti perlu memilih alat atau metode yang tepat. Sehingga data yang diperoleh dapat diungkapkan secara tepat dan menyeluruh dalam arti kualitas dan kuantitasnya serta sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dari setiap metode pasti terdapat kelebihan dan kekurangannya, oleh karena itu dalam usaha pengumpulan data, peneliti tidak hanya menggunakan satu metode saja. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk menguji hipotesa dan dapat menunjang tercapainya tujuan penelitian.
Dalam usaha pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut :
a. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset ini bertujuan untuk mendapatkan dasar - dasar teoritis mengenai hal-hal yang akan diteliti dengan membaca literature, peraturan-peraturan, dan bacaan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Metode Observasi
Observasi adalah “ pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki ”.  
Ciri-ciri observasi adalah :
a. Mempunyai arah yang khusus.
b. Dilakukan dengan suatu sistematika, bukan sesuka hati.
c. Bersifat kwantitatif, mencatat jumlah peristiwa tentang tipe tertentu.
d. Melakukan pencatatan dengan segera, bukan mengandalkan dan menyandarkan diri pada ingatan.
e. Menuntut suatu keahlian, artinya dilakukan oleh seseorang yang memang sudah terlatih untuk melakukan itu.
f. Hasil observasi dapat dicheck dan dibuktikan.
Metode ini digunakan untuk mengamati program kedisiplinan dan dukungan guru terhadap program ini dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar.

Sedangkan data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah :
- Keadaan lingkungan sekolah.
- Fasilitas yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
- Kegiatan dalam belajar mengajar.
c. Metode Interview
Yang dimaksud dengan interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). 
Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal. Dengan interview dapat diketahui tingkat penguasaan materi.
Metode ini kami gunakan untuk memperoleh data tentang :
- Tinjauan historis.
d. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner adalah “teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi”. Di dalam teknik pengumpulan data dengan kuesioner terdapat asumsi sebagai berikut :
1. Subyek dalam hal ini responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan oleh subyek adalah benar dan dapat dipercaya,
3. Interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan sama dengan yang dimaksudkan oleh penyelidik.
4. Subyek menguasai dan mampu menjawab sendiri masalah yang ditanyakan. 
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kedisiplinan siswa di bidang bahasa Arab dan data tentang kemampuan berbahasa Arab.


e. Metode Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya .
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.
Metode ini sengaja diambil untuk mendapatkan data-data tentang keadaan sekolah tempat mengadakan penelitian.

6. Methode Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan analisa data kuantitatif. Metode analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket dengan menggunakan teknik prosentase.
Adapun rumusannya adalah :
 
dengan pengertian :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah individu. 
Dengan menggunakan standard sebagai berikut :
76 % - 100 % = baik
56 % - 75 % = cukup
40 % - 55 % = kurang baik
40 % - ke bawah = tidak baik. 
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di muka dan agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka alat analisis yang digunakan adalah Korelasi Chi Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
 
Karena fh (frekuensi yang diharapkan) belum diketahui, maka dicari rumus :
 
Atau disingkat : 
 
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan penelitian (skripsi) ini, memakai sistem pembahasan yang terdiri dari empat bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
  Dalam bab pendahuluan ini berisikan sub-sub, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, asumsi dan batasan masalah, penegasan judul, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, methodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI 
  Landasan teori ini merupakan acuan teoritis dalam pembahasan skripsi dalam bab ini meliputi : kedisiplinan belajar, pengertian kemampan berbahasa Arab, tujuan pengajaran bahasa Arab, faktor-faktor penunjang dan penghambat pengajaran bahasa Arab.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
  Dalam bab ini akan diuraikan tentang : penyajian data-data yaitu untuk mengetahui data-data yang diperoleh dari lapangan, dan hasil dari analisa data yaitu untuk mengetahui hasil dari perhitungan data yang diperoleh sebagai bahan penyajian hipothesis, meliputi : gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis data.
BAB IV : PENUTUP
  Bab ini merupakan bab terakhir yang di dalamnya memuat kesimpulan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah dan saran-saran sebagai masukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan tersebut dan penutup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUASKAH ANDA DAPATKAN DATA KAMI?

GAMBAR

GAMBAR
AKU LG SEDIH